KabarBaik.co – Banjir akibat luapan Sungai Kali Lamong dan Bengawan Solo yang terjadi sejak Januari hingga 9 Maret 2025, telah merendam 1.153,14 hektare lahan pertanian di delapan kecamatan di Kabupaten Gresik. Dari total luas lahan yang terdampak, 35 hektare di antaranya mengalami puso atau gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindito Putro, melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Choirul Fatikin, menjelaskan bahwa Kecamatan Benjeng menjadi wilayah terdampak terparah dengan area tergenang mencapai 580,2 hektare.
Sementara itu, Kecamatan Dukun memiliki area terdampak paling kecil, yakni 1,34 hektare.
“Dari total area yang terdampak, sebanyak 35 hektare mengalami puso. Kecamatan Cerme dan Bungah menjadi wilayah paling parah dengan masing-masing 21 hektare dan 14 hektare lahan pertanian yang gagal panen,” ujar Choirul saat ditemui pada Rabu (12/3).
Ia menambahkan, pihaknya tengah menyiapkan skema bantuan bagi para petani yang mengalami kerugian akibat banjir. “Saat ini masih dalam tahap pembahasan final. Setelah selesai, bantuan akan segera kami salurkan kepada para petani terdampak,” kata Choirul.
Banjir tahunan akibat luapan Kali Lamong dan Bengawan Solo memang kerap menjadi ancaman bagi sektor pertanian di Gresik. Para petani berharap pemerintah daerah dapat segera merealisasikan bantuan dan mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi bencana ini.(*)








