Bayang-Bayang Ketegangan, Harris vs Trump Bersaing Superketat! Dan Pemenangnya adalah…

oleh -258 Dilihat
Harris vs Trump
Kamala Harris dan Donald Trum (kanan). dua kandidat Presiden AS. (Repro NBC)

KabarBaik.co- Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) tinggal menghitung hari. Tepatnya digelar pada 5 November nanti. Dalam sejumlah poling atau jajak pendapat, dua kandidat Presiden AS disebut sama-sama kuat. Dua calon itu adalah Wakil Presiden AS Kamala Harris dan mantan Presiden AS Donald Trump.

Tidak mudah memprediksi siapa yang bakal unggul. Beberapa lembaga survei saling melaporkan selisih poin antara Harris dan Trump cukup tipis. Bahkan, beberapa menyebut berimbang. Karena tingkat keketatan tersebut, tidak sedikit kalangan mengkhawatirkan terjadinya kekacuan pascapesta demokrasi di Negeri Paman Sam tersebut.

Hasil survei nasional ABC News/Ipsos yang diterbitkan pada Minggu (27/10), Harris sebagai calon yang diusung Partai Demokrat meraih dukungan 51 persen. Adapun kandidat Partai Republik Donald Trump mendapatkan 47 persen. Capaian itu dilaporkan merupakan peningkatan dukungan tertinggi dibandingkan survei pada 13 Oktober 2024 lalu. Ketika itu, Harris memimpin, namun hanta selisih dua poin. Harris 50 persen dan  Trump 48 persen.

Dalam kelompok pemilih yang terdaftar, Harris disebutkan lebih unggul dari Trump. Namun, selisihnya kecil. Harris 49 persen dan Trump 47 persen. Adapun pada kelompok pemilih independen, Harris hanya unggul 1 persen, yakni 48 persen untuk Harris dan 47 persen Trump.

Di kelompok pemilih perempuan, Harris unggul dibandingkan Trump dengan selisih 14 poin. Yakni, Harris 56 persen dan Trump 42 persen. Sebaliknya, pada kelompok pemilih laki-laki, Trump memimpin dengan selisih 6 poin, masing-masing 51 persen untuk Trump dan 45 persen untuk Harris.

Survei ABC News/Ipsos tersebut dilakukan pada 18-22 Oktober terhadap 2.808 orang dewasa, termasuk 2.392 pemilih terdaftar, dan 1.913 calon pemilih. Margin error di antara pemilih terdaftar adalah 2 persen dan di antara pemilih potensial adalah 2,5 persen.

Sementara itu, melansir Antara, banyak warga AS yang telah memberikan suara lebih awal menjelang Pilpres itu, menurut data yang diterbitkan Selasa (29/10). Laboratorium Pemilu Universitas Florida melaporkan, 51.354.949 orang telah memberikan suara lebih awal. Baik langsung maupun via surat. Perinciannya, sekitar 26,8 juta orang telah datang langsung ke tempat pemungutan suara (TPS) dan 24,6 juta lainnya memilih melalui pos.

Survei di beberapa negara bagian, khususnya di tujuh negara bagian kunci, persiangan ketat terjadi antara Harris dan Trump. Di Michigan, Harris unggul atas Trump dengan selisih 5 persen, berdasarkan survei yang dirilis oleh Susquehanna University Polling and Research pada Selasa (29/10). Harris meraih dukungan 51,7 persen dan Trump memperoleh 46,6 persen.

Di Arizona, Harris juga unggul tipis 1 persen dibandingkan Trump. Harris meraih suara 48 persen dan Trum 47 persen. Namun, di negara bagian tetangga, Nevada, menurut jajak pendapat CNN, Trump memimpin dengan keunggulan 48 persen melawan Harris yang memperoleh 47 persen.

Berbeda dengan Pilpres di Indonesia, Pilpres AS kemenangan di negara bagian menjadi kunci. Sebab, Presiden di AS tidak dipilih langsung oleh rakyat. Prosesnya dilakukan melalui sistem Electoral College, di mana 538 perwakilan memberikan suara mereka sesuai hasil Pemilu di negara bagian mereka masing-masing,

Nah, kedua kandidat membutuhkan sebanyak 270 suara Electoral College untuk dapat menang.

Jumlah elector dialokasikan ke setiap negara bagian berdasar jumlah populasi, dan sebagian besar negara bagian memberikan seluruh suara elector mereka kepada kandidat yang memenangkan suara terbanyak di negara bagian tersebut.

Namun, model “winner-takes-all” ini tidak diikuti di Nebraska dan Maine, yang mengalokasikan suara mereka secara proporsional berdasarkan hasil pemilu di masing-masing distrik.

Sebagai negara besar selain China, Pilpres AS mendapat perhatian masyarakat dunia. Sebab, situasi dan kondisi politik di AS, dianggap memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap situasi geopolitik global. Termasuk Indonesia. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.