KabarBaik.co – Cuaca ekstrem berbeda diprediksi menyelimuti Kota Surabaya, Sabtu (2/8). Di satu sisi, suhu panas menyengat terjadi saat siang hari, sementara malam hingga dini hari diperkirakan mengalami penurunan suhu drastis atau yang dikenal warga sebagai bediding.
Fenomena bediding lazim terjadi saat puncak musim kemarau. Udara terasa dingin menusuk, terutama mulai tengah malam hingga menjelang subuh. Suhu udara turun hingga 26 derajat Celsius dengan kelembapan mencapai lebih dari 90 persen. Kondisi ini bisa memengaruhi kesehatan warga, terutama yang memiliki aktivitas luar ruangan di malam hari.
Sebaliknya, pada siang hari, suhu diperkirakan melonjak tinggi. Dari pagi sekitar pukul 07.00, suhu mulai naik dari 26 derajat dan mencapai puncaknya antara pukul 13.00 hingga 14.00 WIB, dengan kisaran 38 hingga 39 derajat Celsius. Udara terasa kering dengan kelembapan rendah sekitar 58–59 persen. Angin bertiup dari arah timur dengan kecepatan hingga 17 km/jam, menambah sensasi panas yang menyengat.
Memasuki sore, langit Surabaya mulai berawan. Meski suhu mulai menurun, kondisi jalan dan udara tetap terasa kering. Namun, menjelang malam, cuaca berubah cukup cepat. Diperkirakan terjadi hujan ringan pada pukul 21.00 hingga 23.00 WIB, dengan curah hujan rendah sekitar 0,1 milimeter yang cukup membuat permukaan jalan licin.
Kelembapan udara kembali meningkat tajam pada malam hari, mencapai 91 persen. Angin tetap berhembus dari timur dengan kecepatan menurun antara 10–14 km/jam. Kondisi ini menciptakan suasana dingin yang kontras dengan teriknya siang, dan bisa menjadi tantangan tersendiri bagi warga yang beraktivitas hingga larut malam.
Masyarakat diminta menyesuaikan diri dengan perubahan cuaca tersebut. Mengenakan pakaian hangat saat malam, menyiapkan jas hujan untuk berjaga-haga kala hujan ringan, dan menjaga kondisi tubuh menjadi langkah penting untuk menghindari dampak negatif dari perbedaan suhu yang cukup ekstrem dalam satu hari penuh. (*)