Begini Cara Menyulap Jajanan Pasar Jadi Olahan Ikan Bergizi Ala KKP

oleh -399 Dilihat
kkp sulap jajanan pasar jadi olahan ikan bergizi
KKP berbagi cara tentang menyulap jajanan pasar jadi olahan ikan bergizi. (Foto: KKP)

KabarBaik.co – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sukses memperkenalkan fortifikasi  dalam bentuk hidrolisat protein ikan (HPI) ke dalam jajanan pasar dan camilan sehari-hari.  Selain menjadi cara baru mengonsumsi ikan, implementasi HPI dalam jajanan bertujuan untuk meningkatkan asupan protein masyarakat sekaligus mendorong hilirasi perikanan.

“Harganas jadi kesempatan bagi kita untuk mengenalkan cara baru mengonsumsi ikan, yakni melalui fortifikasi jajanan pasar dengan HPI,” terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulisnya baru-baru ini.

Budi memaparkan asupan protein Indonesia masih tertinggal dibanding negara maju. Berdasarkan data yang dihimpun jajarannya, asupan protein Tiongkok sebesar 121,7 gram/kapita/hari, kemudian Amerika Serikat 109,6; Norwegia 101,2; Vietnam 94,3; Malaysia 89,1; Thailand 66,5 dan Kamboja 63,6 gram/kapita/hari. Sementara Indonesia tercatat baru 62,3 gram/kapita/hari.

“Marilah kita gelorakan peningkatan asupan protein masyarakat dari 62 gram/kapita/hari menjadi >100 gram/kapita/hari berbasis ikan untuk mewujudkan Generasi Emas Indomesia,” jelas Budi.

Menurut Budi, penggunaan HPI dalam jajanan pasar, seperti kue bolu kukus, kue sus, kue talam, sosis solo, cookies hingga cilok hampir tak mengubah rasa aslinya, serta membuat makanan tersebut lebih bergizi.

Misalnya dengan menambahkan 5-20 gram HPI kedalam 100 gram adonan produk menghasilkan kandungan gizi sebagaimana berikut; Cilok, kalori 126 kkal, protein 5,07 gram, dan lemak 3,72 gram. Kue bolu kukus , kalori 250 kkal, protein 5 gram, dan lemak 3 gram. Kemudian kue sosis solo, kalori 300 kkal, protein 10 gram, dan lemak 15 gram. Kue talam,  kalori 250 kkal, protein 5 gram, dan lemak 7 gram, serta kue sus,  kalori 300 kkal, protein 6 gram, dan lemak 18 gram.

“Kandungan ini sudah teruji di BBP3KP (Balai Besar Pengujian dan Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan),” tutur Budi.

Budi berharap fortifikasi HPI semakin populer karena penggunaannya bisa memberikan multiplier effect seperti serapan ikan nelayan, logistik, hingga membuka lapangan kerja. “Dengan HPI, kita jadi tak kuatir lagi dengan jajanan anak, selain mendorong hilirisasi perikanan,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Budi menyebut inovasi  fortifikasi HPI ini pun diapresiasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, saat berkunjung ke booth KKP pada peringatan Harganas, Sabtu 29 Juni 2024.

Selain itu, pada saat Gemarikan di Keraton Yogyakarta, Kamis 27 Juni 2024, Raja sekaligus Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X juga berharap inovasi ini terus dikampanyekan ke masyarakat agar bisa menjadi bahan tambahan pangan seperti snack, cemilan dan lain sebagainya.

“Alhamdulillah fortifikasi HPI mendapat apresiasi karena pemanfaatannya bisa membuat masyarakat menjadi lebih nyaman dan mudah dalam memenuhi asupan protein dari ikan, lewat konsumsi berbagai santapan yang telah familiar dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.