HeadlineKetahanan Pangan

Harga Terpuruk, Petani Tebu Dapat Angin Segar dari Danantara

47
×

Harga Terpuruk, Petani Tebu Dapat Angin Segar dari Danantara

Sebarkan artikel ini

Bertani- Harapan petani tebu kembali menyala. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) akan menggelontorkan dana segar Rp1,5 triliun untuk membeli gula pasir milik petani yang tak kunjung terjual, di tengah harga pasar yang terpuruk di bawah acuan pemerintah.

Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Cabang Kecamatan Assembagoes, Situbondo, Jawa Timur, Herman Fauzi mengungkapkan, dana tersebut akan disalurkan melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) sebagai pembeli sementara. Langkah ini disepakati setelah pengurus APTRI Pusat berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pangan dan Kemenko Bidang Perekonomian.

Event Organizer Kabarbaik

“Pekan lalu pengurus APTRI bertemu dengan kementerian terkait. Solusinya, Danantara akan membeli gula petani agar stok di gudang tidak menumpuk,” kata Herman di Situbondo, Sabtu (10/8).

Sejak sebulan terakhir, PG Assembagoes mencatat 5.000 ton gula pasir petani masih tersimpan di gudang. Pedagang hanya berani menawar di kisaran Rp14.200–Rp14.350 per kilogram, di bawah harga acuan penjualan (HAP) pemerintah yang ditetapkan Rp14.500 per kilogram.

“Minimal harga gula itu Rp14.500. Tapi pedagang sekarang menawar di bawah itu, kemungkinan karena beredarnya gula rafinasi di pasaran,” ujar Herman.

Gula rafinasi, lanjutnya, seharusnya hanya digunakan untuk industri makanan dan minuman, bukan untuk konsumsi rumah tangga. Warnanya lebih putih, rasanya kurang manis dibanding gula kristal putih, dan harganya lebih murah — kondisi yang membuat harga gula petani tertekan.

General Manager PG Assembagoes, Mulyono, membenarkan penumpukan stok gula tersebut telah berlangsung lebih dari empat periode penjualan atau sekitar satu bulan. Dampaknya, pembayaran kepada petani yang tebunya telah digiling terpaksa tertunda.

“Selama gula belum terjual, kami belum bisa membayar petani. Ini sudah lebih dari empat periode penjualan,” kata Mulyono.

Dengan injeksi dana Rp1,5 triliun dari Danantara, SGN akan bertindak sebagai pembeli sementara. Skema ini diharapkan mampu menstabilkan harga, mengosongkan gudang, dan mempercepat pembayaran kepada petani.

Langkah ini menjadi angin segar di tengah kelesuan pasar gula, meski petani berharap pemerintah juga memperketat pengawasan distribusi gula rafinasi agar tidak membanjiri pasar ritel. (*)