KabarBaik.co – Industri alas kaki di Jawa Timur mendapat dorongan baru dengan diresmikannya Gedung Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Sukodono, Sidoarjo, Selasa (4/11).
Fasilitas baru milik Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ini diharapkan menjadi pusat inovasi dan pelatihan yang mampu memperkuat posisi Jawa Timur sebagai sentra industri alas kaki terbesar di Indonesia.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, mengatakan pembangunan gedung baru BPIPI dimulai sejak Agustus 2024 dan selesai pada 16 Agustus 2025. Gedung tersebut berdiri di atas lahan seluas 14.044 meter persegi dan kini tengah menunggu terbitnya sertifikat laik fungsi (SLF).
“Dengan rampungnya pembangunan ini, seluruh aktivitas BPIPI kini resmi berpindah ke kantor baru di Sukodono,” ujar Reni.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Sidoarjo yang sejak tahun 2003 telah meminjamkan gedung dan lahan di Tanggulangin untuk mendukung operasional BPIPI.
Usai berpindah, pihak BPIPI bersama Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sidoarjo telah menyelesaikan administrasi pengembalian aset gedung lama kepada pemerintah daerah.
Reni menuturkan, hingga saat ini BPIPI telah memberikan pendampingan kepada lebih dari 13 ribu sumber daya manusia (SDM) industri alas kaki di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 3.608 merupakan pelaku industri kecil menengah (IKM), sedangkan 9.396 lainnya adalah tenaga kerja terampil di berbagai sentra industri.
“Kami berkomitmen terus memperkuat daya saing industri alas kaki nasional melalui pelatihan, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan, Jawa Timur memiliki posisi strategis sebagai pusat produksi alas kaki nasional. Ia menyebut konsentrasi industri di wilayah Sidoarjo, Mojokerto, dan Pasuruan menjadi tulang punggung ekspor sekaligus penyerap tenaga kerja terbesar di sektor padat karya setelah tekstil dan garmen.
“Jawa Timur memiliki ekosistem industri yang lengkap, mulai dari proses produksi, teknologi, hingga desain. Karena itu, Jatim kami pandang sebagai jangkar penting dalam pengembangan industri alas kaki nasional,” jelasnya.
Agus berharap keberadaan BPIPI di Sukodono dapat menjadi katalis pertumbuhan sentra sentra industri alas kaki baru, tidak hanya di Jawa tetapi juga di luar Jawa.
“Saat ini sekitar 80 persen industri alas kaki masih berpusat di Pulau Jawa. Harapannya ke depan bisa berkembang lebih merata ke seluruh Indonesia,” tandasnya. (*)






