KabarBaik.co – Di tengah lahan pekarangan di Dusun Watutangi, Desa Pundong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tersembunyi sebuah candi yang menyimpan misteri sejarah panjang, yaitu Candi Pundong.
Candi ini ditemukan secara tidak sengaja oleh Sonhaji, 69 tahun, warga setempat, pada tahun 2007. Saat itu, Sonhaji sedang menggali tanah untuk membuat kolam di lahan miliknya, dan tanpa disangka ia menemukan struktur batu bata besar yang ternyata merupakan bagian dari Candi Pundong.
Menurut Sonhaji, yang juga merupakan juru kunci candi, Candi Pundong diperkirakan dibangun pada tahun 927 Masehi, jauh sebelum Kerajaan Majapahit berdiri.
“Candi ini diduga merupakan peninggalan dari Empu Sendok, bagian dari situs Watugaluh di era Kerajaan Medang. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya catatan sejarah mengenai candi ini di Kerajaan Majapahit,” kata Sonhaji pada Senin (17/2).
Candi Pundong juga menjadi saksi bisu dari peristiwa penting pada tahun 1560 M, yaitu serangan dari Kerajaan Demak yang mengguncang Trowulan dan wilayah Jombang. Peristiwa ini diduga menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan candi, sehingga kondisinya saat ini tidak lagi utuh.
Meskipun demikian, Candi Pundong tetap menjadi daya tarik sebagai bukti peradaban Hindu yang pernah berkembang pesat di Jawa Timur.
‘”Bangunan ini memiliki luas sekitar 4 meter persegi dengan ketinggian 2 meter, dan diyakini dulunya digunakan sebagai tempat ibadah atau pemujaan,” ujarnya.
Salah satu keunikan Candi Pundong adalah batu-batu di sekitarnya mengandung unsur besi atau logam. Hal ini dapat dibuktikan dengan menempelkan magnet pada batu-batu tersebut.
“Unsur logam ini diduga menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian orang, yang percaya bahwa batu-batu tersebut dapat digunakan sebagai bahan perhiasan, seperti batu akik,” ungkapnya.
Candi Pundong telah mengalami beberapa kali ekskavasi, terakhir pada akhir tahun 2022 oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jawa Timur bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai perkembangan penelitian terhadap candi ini.
Saat ini, kondisi Candi Pundong cukup memprihatinkan. Pada musim hujan, candi ini tergenang air dan dipenuhi oleh lumut serta ikan-ikan. Meskipun demikian, Sonhaji selaku juru kunci candi selalu merawat situs bersejarah ini dengan sepenuh hati, demi menjaga nilai sejarah dan kelestariannya.
“Keberadaan Candi Pundong menjadi pengingat akan kekayaan sejarah dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Candi ini bukan hanya sekadar bangunan kuno, tetapi juga merupakan jejak peradaban masa lalu yang memiliki nilai penting bagi sejarah Jombang dan Jawa Timur,” pungkasnya.
Oleh karena itu, pelestarian Candi Pundong menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat, agar warisan budaya ini dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang. (*)