KabarBaik.co – Potensi perikanan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, sejatinya mampu menopang ekonomi nelayan setempat. Namun, keterbatasan fasilitas pendingin ikan atau cold storage membuat hasil tangkapan sering tak bertahan lama. Akibatnya, nelayan terpaksa menjual ikan dengan harga murah, bahkan membuang hasil tangkapan ke laut.
Plt. Kepala Dinas Perikanan Gresik Arif Wicaksono, menyebut persoalan cold storage sangat krusial. Unit penyimpanan yang tersedia di Bawean kini dalam kondisi rusak dan butuh pembaruan. Tanpa fasilitas itu, ikan hasil tangkapan nelayan mudah membusuk.
“Hasil perikanan di Pulau Bawean itu sangat melimpah, tapi terkendala cold storage yang minim. Cold storage itu alat pendingin untuk menjaga ikan tetap segar dan tidak cepat membusuk. Karena tidak ada, akhirnya ikan yang ditangkap gampang busuk,” ujar Arif, Jumat (12/9).
Menurut Arif, produksi ikan di Bawean bisa mencapai 200 ton sekali musim tangkap. Jika fasilitas pendingin berfungsi, ikan-ikan itu dapat tetap segar dan dijual kembali dengan nilai lebih tinggi.
Namun yang terjadi, saat produksi ikan tinggi, nelayan terpaksa melepas hasil tangkapannya dengan harga murah, atau membuangnya kembali ke laut. “Nah seharusnya ikan-ikan itu bisa masuk cold storage agar tetap segar dan dijual kembali,”ujarnya.
Di sisi lain, pembiayaan pengadaan dan perbaikan cold storage disebut cukup besar. Untuk gambaran, kapasitas 20 ton di unit bisnis industri (UBI) setara nilai Rp 900 juta. Dinas Perikanan Gresik pun berencana menggandeng Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Timur serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
“Kami akan mengupayakan kerja sama dengan DKP Provinsi Jatim dan KKP karena biayanya besar dan tidak bisa dianggarkan melalui APBD,” lanjut Arif.
Dukungan datang dari DPRD Gresik. Anggota Komisi II, Muhammad Kurdi, mendorong agar solusi pembiayaan tidak hanya bergantung pada pemerintah. Menurutnya, perusahaan-perusahaan di sekitar wilayah pesisir dapat dilibatkan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Saat ini masih dalam tahap koordinasi dengan Dinas Perikanan Gresik. Kami juga mendorong agar CSR dari perusahaan-perusahaan pesisir bisa dimanfaatkan untuk mendukung pengadaan alat pendingin,” kata Kurdi.
Harapannya, dengan sinergi lintas sektor, masalah minimnya fasilitas cold storage segera teratasi. Potensi besar perikanan di Pulau Bawean pun tidak lagi terbuang percuma, melainkan memberi nilai ekonomi yang berkelanjutan bagi nelayan.(*)


 
													




