KabarBaik.co – Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, dr. Ulfa Elfiah menegaskan, lulusan dokter harus siap berkontribusi untuk bangsa.
Hal itu ia sampaikan dalam pengambilan sumpah dan pelantikan dokter program pendidikan profesi dokter periode Mei 2025, Selasa (8/7).
Pengambilan sumpah dan pelantikan ini merupakan puncak dari perjalanan panjang dan dedikasi 53 lulusan dalam menyelesaikan pendidikan kedokteran mereka.
dr. Ulfa Elfiah menyampaikan apresiasi tinggi kepada para dokter baru atas keberhasilan mereka. Ia juga mengingatkan pentingnya integritas, profesionalisme, dan empati dalam menjalankan praktik kedokteran.
“Sampai tahun 2025 ini, kita sudah meluluskan sebanyak 1.662 dokter baru untuk berkontribusi bagi negara. Saya berharap semoga saudara bisa menjalankan profesi dengan penuh pengabdian dan tanggung jawab serta profesional,” ujar dr. Ulfa.
Sementara itu, Rektor Universitas Jember Iwan Taruna, menyampaikan ucapan selamat dan harapan agar para dokter yang baru dilantik dapat berkontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
“Menjadi dokter adalah panggilan jiwa. Pengambilan sumpah ini adalah kontrak antara hati nurani ilmu pengetahuan dan tanggung jawab sosial. Untuk menjadi dokter tidak mudah,” ujar Iwan.
Ia menyebut, bahwa diluar sana masih banyak yang bercita-cita masuk ke FK Unej.
“Bahkan data terbaru mencapai 6.000 orang yang ingin masuk. Tapi yang diterima hanya 160 di setiap tahunnya,” katanya.
Oleh sebab itu, Iwan menegaskan kepada para lulusan agar benar-benar mengabdi secara profesional kepada bangsa dan masyarakat.
“Jadi jangan sia-siakan karunia tuhan ini dan teruslah menjadi yang terbaik,” katanya.
Dengan dilantiknya para dokter baru ini, Fakultas Kedokteran Universitas Jember kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak lulusan berkualitas yang mampu menjawab tantangan dan kebutuhan kesehatan di masa depan.
Harapannya, para dokter baru ini mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia, khususnya di tengah tantangan kesehatan global yang semakin kompleks. (*)