KabarBaik.co – Keluarga korban tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya yang berada di posko terpadu mulai jatuh sakit. Selain dihantui rasa cemas karena keluarganya belum ditemukan, mereka diduga juga kelelahan setelah bertahan 5 hari di posko tersebut.
Salah satunya adalah Erna beralamat di Glenmore, Banyuwangi. Ia terbaring di posko terpadu, Senin (6/7). Tangannya diinfus dan pernapasannya dibantu dengan tabung oksigen.
Erna dan keluarganya sudah sejak 5 hari berada di posko terpadu. Ia menanti kabar anaknya Daniar Nadief, 21 tahun yang disebut ikut tenggelam bersama KMP Tunu Pratama Jaya.
Meski namanya tak ada di dalam daftar manifest, keluarga yakin Daniar adalah penumpang kapal yang tenggelam pada Rabu (2/7) lalu.
Suami Erna, Andriyanto mengatakan Daniar hendak berangkat ke Bali untuk bertemu dengan rekannya. Ia berangkat dari rumah pada Rabu (2/7) malam, atau beberapa jam sebelum kejadian.
“Daniar baru saja pulang dari Kalimantan. Tiga hari di rumah, ia pamit pergi ke Bali,” ujar Andriyanto.
Pihak keluarga mengetahui kabar kapal tenggelam pada Kamis pagi. Sejak saat itu, mereka tak bisa menghubungi Daniar. Ingin mendapat kepastian, keluarga pun berangkat dari kediaman mereka di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi untuk mendapat kabar.
Sejak hari pertama, keluarga tak kunjung mendapati nama Daniar dalam daftar korban selamat maupun meninggal. Selama pencarian terus dilakukan, Erna dan keluarganya akan terus bertahan di posko.
Pipin Arisandi, Kasubag Administrasi Umum Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Probolinggo yang bertugas di posko, menjelaskan, Erna mendapat perawatan khusus karena lemas.
“Yang bersangkutan hanya tadi malam makannya. Pagi tadi sudah tidak enak makan, terus akhirnya kami lakukan tindakan sesuai dengan SOP permedisan,” kata Pipin.
Petugas kesehatan juga telah memeriksa tensi, saturasi, dan lain-lainnya. Saat diperiksa, kondisinya menurun.
“Sekarang Alhamdulillah saturasi oksigennya bagus. kemudian untuk hari ini, tensinya juga sudah bagus. Tinggal lemasnya tadi ya, jadi kita lakukan infus,” tutur dia.
Setelah diinfus, korban telah bisa makan. Setidaknya, perutnya telah terisi empat sendok nasi dan susu.