KabarBaik.co – Bromo Marathon boleh saja go internasional dengan peserta lari berasal dari puluhan negara di dunia. Namun, langganan juara masih didominasi pelari lokal yang setiap tahun mengikuti event tersebut. Termasuk yang digelar pada tahun ini, Minggu (7/9).
Salah satunya Dedi Yusuf. Pelari asal Kabupaten Lumajang itu mengikuti nomor lari full marathon yang menempuh jarak 42 kilometer. Hampir setiap tahun dia meraih juara dalam nomor full marathon, yang membutuhkan tenaga ekstra seiring tantangan udara pegunungan yang tipis oksigen.
“Kemarin (tahun lalu) juara Bromo Marathon dan tahun ini ikut lagi dipastikan juara lagi, soalnya sudah tahu medannya dan tantangan yang harus dilalui,” kata Dedi.
Selain hadiah cukup besar yang menjadi incaran mengiktui Bromo Marathon, Dedi juga menyukai suasana pegunungan yang asri dan rutenya selalu berganti-ganti. Banyak jalur yang mempesona. “Jalurnya tiap tahun berubah, tapi sangat menarik untuk ditaklukkan. Selain itu, hadiah yang besar menjadi daya tarik Bromo Marathon ini,” ucapnya.
Selain pria, peserta perempuan yang juga menjadi langganan juara jarak 10 kilometer Bromo Marathon adalah Jenny. Nomor tersebut paling banyak diburu peserta dibandingkan nomor lainnya. Untuk tahun ini peserta dengan jarak 10K ini diikuti 750 peserta yang berasal dari puluhan negara di dunia.
Seperti pelari dari Amerika Serikat, Aliea. Dia mengaku sangat senang bisa ikut lomba lari Bromo Marathon karena suka gunung Bromo. “Saya suka Bromo Marathon dan sudah tinggal di Indonesia, pemandangan alamnya sangat indah menjadi daya tarik pelari untuk berfoto,” kata Aliea.
Founder Bromo Marathon & CEO Galanesia, Dedik Kurniawan mengungkapkan, Bromo Marathon setiap tahunnya selalu memakai rute beda. “Kita sajikan yang terbaik tiap tahunnya, terutama jalur-jalur baru dengan pemandangan alam yang mempesona, seperti saat ini bukit premium yang lagi viral,” tutupnya. (*)