KabarBaik.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan ke Pasar Pon, Kota Blitar, Selasa (26/8).
Dalam kunjungannya, ia menyoroti ketersendatan distribusi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang seharusnya dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 12.500 per kilogram.
Khofifah menjelaskan, pihaknya menerima surat dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) terkait penyesuaian harga beras. Dalam keputusan terbaru, harga beras medium naik menjadi Rp 13.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per kilogram. Sementara beras premium ditetapkan Rp 14.500, sedangkan beras SPHP tetap berada di kisaran Rp 12.500.
“Namun di Pasar Pon Kota Blitar, harga beras SPHP justru dijual di bawah HET. Harga pangan, khususnya beras, tidak boleh mahal karena merupakan konsumsi utama rumah tangga,” kata Khofifah.
Ia menegaskan, pemerintah provinsi akan memastikan distribusi pangan, terutama beras, berjalan lancar di pasar-pasar tradisional. Menurutnya, stabilisasi harga pangan harus terus dijaga agar tidak membebani masyarakat.
“Kami ingin memastikan distribusi pangan berjalan baik. Saya berharap Bulog dan Bapanas segera menyiapkan regulasi yang memudahkan para pedagang beras dalam menjual SPHP,” ujarnya.
Khofifah menambahkan, sebagai kebutuhan pokok terbesar, beras tidak boleh dibiarkan naik terlalu tinggi. Karena itu, langkah stabilisasi harga perlu dipercepat agar masyarakat tetap bisa membeli dengan harga terjangkau.
Senada dengan Khofifah, Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin menilai kunjungan gubernur ke Pasar Pon merupakan bentuk perhatian serius terhadap stabilitas harga.
“Ini sebuah kebanggaan bagi masyarakat Kota Blitar. Kehadiran Ibu Gubernur menunjukkan komitmen konsolidasi harga pangan di tingkat daerah,” ujar Wali Kota Blitar.(*)