KabarBaik.co – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Ony Setiawan, menegaskan perlunya dukungan nyata pemerintah bagi petani gurem atau petani skala kecil agar mampu meningkatkan kesejahteraan mereka. Salah satu langkah yang dinilai strategis adalah mengembangkan sektor peternakan yang terintegrasi dengan pertanian rakyat.
“Petani gurem selama ini sering menghadapi keterbatasan modal, sarana produksi, hingga keterampilan manajerial. Pemerintah perlu hadir dengan program yang tepat sasaran, khususnya di sektor peternakan. Hal ini bisa menjadi sumber energi ekonomi tambahan bagi keluarga petani,” ujar Ony Setiawan, Jumat (22/8).
Anggota Komisi B DPRD Jatim itu menekankan, sektor peternakan memiliki potensi besar sebagai penopang pendapatan petani gurem. Dengan pola pemberdayaan yang terintegrasi, petani bisa memperoleh penghasilan tidak hanya dari hasil pertanian, tetapi juga dari produk peternakan seperti telur, daging, hingga pupuk organik dari kotoran ternak.
“Konsepnya adalah integrasi pertanian-peternakan. Limbah pertanian bisa dimanfaatkan untuk pakan, sementara kotoran ternak menjadi pupuk organik bagi tanaman. Jadi ada siklus ekonomi baru yang meningkatkan produktivitas sekaligus ramah lingkungan,” jelasnya.
Ony juga menyoroti pentingnya program pemerintah yang lebih berpihak pada petani kecil. Menurutnya, berbagai bantuan yang ada masih terlalu umum dan sering tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik petani gurem.
“Subsidi pakan atau bantuan modal harus menyesuaikan dengan skala usaha mereka. Jangan sampai bantuan lebih banyak dinikmati petani besar, sementara petani gurem justru tertinggal,” tegas legislator dari daerah pemilihan Tuban-Bojonegoro ini.
Selain dampak ekonomi, Ony menilai penguatan sektor peternakan juga membawa manfaat sosial. Dengan meningkatnya pendapatan, keluarga petani bisa memberikan akses pendidikan dan kesehatan yang lebih baik bagi anak-anak mereka. Di sisi lain, perputaran produk pertanian dan peternakan akan menghidupkan pasar desa hingga kota.
“Kita berbicara tentang keadilan ekonomi.
Petani gurem adalah tulang punggung pertanian Jawa Timur. Memperkuat mereka berarti memperkuat ketahanan pangan sekaligus pemerataan kesejahteraan,” pungkas Ony.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah petani gurem terbesar di Indonesia. Hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023) mencatat, dari 5,43 juta petani pengguna lahan di Jawa Timur, sebanyak 4,48 juta orang atau sekitar 82,5 persen tergolong petani gurem dengan penguasaan lahan kurang dari 0,5 hektare. Angka tersebut menunjukkan mayoritas petani di Jawa Timur masih bergantung pada lahan sempit dalam mengelola pertanian.






