Dua Balita Adik-Kakak Dibunuh Ayah Kandung, Luka Mendalam Usai Hari Anak Nasional

oleh -214 Dilihat
ILUSTRASI KEKERASAN ANAK

KabarBaik,co- Astaghfirulllah! Hanya dua hari setelah peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025, kabar duka mengguncang Kota Samarinda. Dua balita laki-laki, adik-kakak berusia 2 dan 3 tahun, ditemukan tak bernyawa di rumah mereka di Jalan Rimbauan 1, Gang Bakri 1, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang, Jumat (25/7) sore.

Tragisnya, yang membuat publik mengelus dada dan geleng-geleng kepala, pelaku pembunuhan adalah ayah kandung sendiri, W, 24, yang kini diamankan pihak kepolisian.

Dari informasi yang dihimpun, tragedi itu kali pertama diketahui oleh nenek korban sepulang kerja. Dua bocah itu sudah tidak bernyawa. Si nenek melihat cucunya dililit sarung bercorak kotak-kotak. Nahas, saat mencoba melepas lilitan kain di leher salah satu cucunya, sang nenek justru diterjang dari belakang oleh pelaku hingga terjatuh.

Dalam kondisi syok dan ketakutan, nenek korban pun lari dan bersembunyi sekitar setengah jam sebelum akhirnya melapor ke tetangga.

Pelaku disebut-sebut baru saja pulang dari makam sekitar pukul 16.00 WITA sebelum melakukan aksinya. Aparat Polsek Sungai Kunjang segera datang ke TKP dan memasang garis polisi. Barang bukti berupa sarung kotak-kotak yang diduga digunakan pelaku telah diamankan.

Kapolsek Sungai Kunjang AKP Yohanes Bonar Adiguna kepada wartawan setempat menyebut W masih dalam kondisi kejiwaan labil sehingga pemeriksaan belum maksimal. Dugaan awal mengarah pada pengaruh stres atau kemungkinan zat terlarang, tapi polisi masih terus mendalami.

Menurut warga, pelaku memang jarang berinteraksi dan diketahui memiliki riwayat sakit asam lambung, namun tak terlihat memiliki gangguan psikis berat.

Kedua jenazah balita sudah dibawa ke rumah sakit untuk proses autopsi, sementara nenek korban dirawat di RS. Polisi juga telah memeriksa istri pelaku dan saksi-saksi lain. Penyelidikan masih berlanjut untuk memastikan motif di balik pembunuhan ini.

Peristiwa ini terjadi hanya dua hari setelah HAN yang diperingati setiap 23 Juli. Tentu, seharusnya menjadi momentum refleksi perlindungan anak. Kasus ini justru menjadi potret kelam lemahnya deteksi dini terhadap masalah mental orang tua dan lingkungan keluarga.

Kasus ini menggugah pertanyaan besar. Apakah kita benar-benar menjaga hak hidup, hak aman, dan hak kasih sayang anak-anak? Di tengah semarak peringatan HAN 2025, tragedi Samarinda ini mendambah daftar panjang sekaligus menjadi alarm keras bahwa perlindungan anak harus dimulai dari rumah. Dari orang tua yang sehat fisik, mental, dan emosional. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.