KabarBaik.co – Area Perhutani yang berada di Desa Banjarimbo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan, dikenal sebagai daerah krisis air. Bahkan area pertanian hampir tidak ada. Namun, dengan kejelian dalam meningkatkan swasembada pangan, lahan tersebut disulap menjadi sawah tadah hujan dengan menamai jagung.
Langkah tersebut dilakukan atas sinergi antara kepolisian, TNI, pemerintah desa, dan kelompok tani. Dari luas lahan ±15.000 m² milik Perhutani yang dimanfaatkan warga saat ini mulai dilakukan panen raya. Bahkan hasil pertanian bisa dibilang berhasil meskipun kebutuhan air dan pupuk untuk meningkatkan produksi pertanian sangat minim.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata peran aktif Bhabinkamtibmas sebagai penggerak pemanfaatan lahan produktif demi mendukung ketahanan pangan nasional. Kegiatan ini juga merupakan implementasi dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto di bidang pertanian dan ketahanan pangan.
Kapolres Pasuruan AKBP Jazuli Dani Iriawan menyampaikan apresiasinya terhadap keterlibatan langsung Bhabinkamtibmas di tengah masyarakat. Terutama pertanian yang sangat diperlukan bagi petani untuk mendukung perkembangan pertanian saat ini.
“Kami sangat mengapresiasi peran aktif Bhabinkamtibmas di Desa Banjarimbo yang telah menjadi motor penggerak pemanfaatan lahan produktif,” Jazuli, Senin (14/4).
Perwakilan Kelompok Tani Desa Banjarimbo menyampaikan rasa syukur atas hasil panen yang berhasil tanpa kendala berarti. Mulai dari masa tanam hingga panen selalu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait.
“Kami merasa terbantu dengan kehadiran Bhabinkamtibmas yang selalu mendampingi dan memberi semangat, sehingga panen kami berhasil tanpa kendala penyakit atau pupuk. Harapan kami ke depan ada bantuan alat mesin pertanian (alsintan) agar kerja kami lebih efisien dan hasil meningkat,” ungkap Hasan.
Selain menjadi pendamping, Bhabinkamtibmas juga berperan sebagai motivator dan pemberi solusi atas berbagai kendala di lapangan. Meski belum memiliki alsintan, para petani tetap mampu memaksimalkan potensi lahan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan. (*)