KabarBaik.co – Di tengah derasnya tren minuman saset yang silih berganti, segelas es tape ketan tetap hadir dengan kesederhanaan yang memikat.
Fermentasi ketan yang manis berpadu dengan kesegaran es, menjadikannya bukan sekadar pelepas dahaga, tetapi juga jejak rasa tradisi lintas generasi.
Seperti yang dilakukan Sulastri, pemilik stan es tape di Jalan Raya Sumobito, Mojoagung, Jombang. Ia sengaja mempertahankan minuman tradisional ini dengan memberikan sentuhan inovasi.
Salah satunya es tape ketan hitam dengan topping roti tawar dan irisan kue tetel, serta es campur ketan hitam yang populer dengan sebutan es susu ketan atau ‘Suket’.
“Dua varian minuman berbahan dasar ketan hitam ini harganya hanya Rp 5 ribu per gelas. Kalau kemasan botol, biasanya Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu,” ujar Nanik, 36, penjaga stan tersebut saat ditemui Sabtu (4/10).
Nanik menambahkan usaha ini sudah berjalan sekitar 1-2 tahun dengan lokasi yang tetap. “Sehari bisa dapat Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu, tergantung ramai tidaknya pembeli,” ungkapnya.
Bagi pembeli, es tape ketan bukan sekadar minuman, melainkan juga nostalgia. Seperti Sahputra, 34, warga Jombang yang sengaja mampir untuk melepas rindu dengan cita rasa khas tape ketan hitam.
“Saya suka karena rasanya enak, manis, ada sedikit asam khas tape. Dulu kalau mau minum harus nunggu ada hajatan. Sekarang bisa beli langsung,” katanya.
Dalam budaya Jawa, tape ketan memang kerap hadir di berbagai hajatan sebagai simbol kebersamaan dan keberuntungan.
Kehadirannya di stan-stan sederhana seperti milik Sulastri menjadi bukti bahwa cita rasa tradisi tetap mampu bertahan di era modern. (*)