KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro di bawah kepemimpinan Setyo Wahono dan Nurul Azizah menegaskan komitmennya untuk fokus pada program pengentasan kemiskinan. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah menghentikan pemberian hibah ke daerah lain, yang sebelumnya sempat menghabiskan anggaran puluhan miliar rupiah.
Pernyataan ini disampaikan Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dalam acara “Sapa Bupati” bersama masyarakat yang digelar di Pendopo Malowopati, Bojonegoro. Dia menegaskan bahwa kebijakan tersebut diambil karena angka kemiskinan di Bojonegoro masih tergolong tinggi, bahkan tertinggi di Jawa Timur.
“Angka kemiskinan kita paling tinggi di Jawa Timur. Maka dari itu kita akan fokus pada upaya pengentasan kemiskinan dan tidak akan memberikan hibah ke daerah lain,” ujar Wahono, Rabu (28/5).
Sebagai informasi, dalam beberapa tahun terakhir, Pemkab Bojonegoro diketahui pernah mengalokasikan dana hibah ke sejumlah daerah. Seperti Kabupaten Lamongan sebesar Rp 29,8 miliar, Kabupaten Blora (Jawa Tengah) sebesar Rp 35 miliar, dan Kabupaten Sumedang sebesar Rp 1,2 miliar.
Meski begitu, khusus untuk Kabupaten Lamongan, Wahono menyampaikan bahwa hibah masih akan diberikan dalam bentuk pembelian lahan untuk pembangunan Waduk Pejok. Sebab, sebagian area waduk tersebut berada di wilayah Bojonegoro dan manfaatnya dirasakan langsung oleh warga Bojonegoro.
“Karena sebagian wilayah Waduk Pejok masuk Bojonegoro dan penerima manfaatnya juga warga kita, maka hibah berupa pembelian lahan di Lamongan tetap akan dilakukan,” jelas Wahono.
Selain menghentikan hibah, Wahono juga menegaskan bahwa Pemkab Bojonegoro tidak akan membiayai pembangunan jalan nasional yang saat ini rusak. Alasannya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di tingkat lokal. ”Terutama dalam pengentasan kemiskinan. Masih banyak ruang kelas yang rusak, dan masih banyak warga Bojonegoro yang belum sejahtera,” pungkasnya. (*)









