Gara-gara Bencana, Desa di Gresik Ini Ganti Nama

oleh -334 Dilihat
IMG 7733
Banjir di Desa Cermen, Kecamatan Kedamean, Gresik. (Foto: Ist/ Dok. BPBD Gresik)

KabarBaik.co – Tidak banyak desa yang mengubah namanya karena bencana. Namun, itulah yang terjadi pada Desa Cermen, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik. Sebuah desa yang terletak di dekat aliran Sungai Kali Lamong.

Di balik tenangnya aliran sungai yang meluap setiap tahun itu, menyimpan kisah unik. Terselip keyakinan, kesabaran dan harapan yang lahir dari kepedihan masa lalu.

Dahulu, desa ini dikenal dengan nama Cermenlerek. Nama yang kini mungkin hanya hidup dalam kenangan para sesepuh. Di masa lalu, sebutan itu erat dengan cerita banjir tahunan yang tak pernah absen.

Setiap kali musim hujan datang, air sungai meluap dan menenggelamkan rumah-rumah warga. Sawah berubah menjadi lautan cokelat, dan hasil panen hanyut bersama arus.

“Situasinya dulu berat sekali. Setiap tahun banjir, sawah gagal panen, banyak warga kesulitan ekonomi,” kenang Kepala Desa Cermen Moch. Suhadi, saat ditemui baru-baru ini.

Luapan Sungai Kali Lamong selalu menjadi tamu tak diundang. Setiap tahun menyapa warga desa yang berbatasan dengan wilayah Kecamatan Benjeng, Gresik tersebut.

Bencana demi bencana membuat warga Cermenlerek hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Tak hanya kehilangan harta benda, tapi juga semangat untuk bangkit.

Hingga pada suatu waktu, muncul gagasan yang terdengar sederhana namun sarat makna: mengganti nama desa. Para tokoh masyarakat berkumpul lalu sowan ulama.

Meminta petunjuk agar desa mereka lepas dari ujian yang tak kunjung henti. Kala itu, para ulama menyarankan agar ganti nama.

“Nama Cermen sebenarnya sudah baik, tapi kata ‘lerek’ itu disarankan dihilangkan,” tutur Suhadi.

Kata “lerek” dalam bahasa setempat dianggap membawa konotasi miring. Seolah menandakan kemiringan atau ketidakstabilan nasib.

Saran itu diterima dengan penuh keyakinan. Tahun 2002, warga bersepakat mengumpulkan tanda tangan para tokoh untuk kemudian mengajukan surat resmi kepada Bupati Gresik saat itu, Robbach Ma’sum.

Dalam surat itu, ada tiga hal yang mereka minta. Pergantian nama desa, penanganan banjir Kali Lamong, dan perbaikan infrastruktur.

Namun perjalanan menuju perubahan itu tidak mudah. Proses administrasi memakan waktu hingga dua tahun.

“Baru setelah itu, lahirlah Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2004. Sejak saat itu, Cermenlerek resmi berganti nama menjadi Desa Cermen,” tandasnya.

Dua dekade berlalu, nama baru itu menjadi penanda babak baru kehidupan. “Kalau bencana memang masih ada, tapi kondisinya jauh lebih baik. Termasuk kehidupan sosial masyarakat juga makin maju,” kata Suhadi.

Kini, Desa Cermen tak lagi sekadar nama di peta. Ia adalah simbol harapan tentang masa depan.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.