KabarBaik.co – Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Pemuda dan olahraga (Dinpora) pada tahun lalu telah membangun sirkuit atau arena untuk balapan motor. Namun dalam pembangunannya Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bojonegoro menyayangkan kualitas aspal yang mudah mengelupas dan membahayakan atlet.
Lokasi sirkuit ini berada di komplek atau barat gedung olahraga (GOR) Utama Bojonegoro di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. Sirkuit ini sebelumnya merupakan lapangan parkir GOR, lalu hanya diurug dan diberi aspal di atasnya. Sekilas memang tidak menunjukan jika ‘tempat parkir’ itu merupakan arena balapan motor.
Sesuai papan informasi yang dipasang di lokasi, pembangunan sirkuit ini menelan anggaran sebesar Rp 3,95 miliar yang bersumber dari APBD Bojonegoro tahun 2024. “Pembangunan gedung tidak sederhana (sirkuit GOR Utama Bojonegoro),” demikian dalam keterangan di papan informasi proyek yang terpasang di lokasi.
Menanggapi pembangunan sirkuit tersebut, Ketua IMI Bojonegoro Andri Hirmawan mengatakan bahwa pihaknya sempat dilibatkan pada awal rencana pembangunan sirkuit tersebut.
“Rencana awalnya karena ada atlet balap Bojonegoro yang berprestasi, tapi kalau latihan selalu di luar kota. Lalu dibantu mantan wakil bupati untuk disampaikan ke Pak Pj (Pj Bupati Adriyanto) lalu direspons oleh Pak Pj, kemudian ada rencana untuk membuat sirkuit itu,” jelas Andri, Senin (20/1).
Setelah itu, lanjut Andri, Pj Bupati meneruskan rencana tersebut ke Dinas Pemuda dan Olahraga (Dinpora) Bojonegoro untuk ditindaklanjuti. “Setetelah itu IMI Bojonegoro sempat studi banding bersama Dinpora ke sirkuit non permanen yang ada di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang,” jelasnya.
Setelah studi banding itu, kata Andri, IMI Bojonegoro tak pernah dilibatkan lagi oleh Dinpora, hingga sirkuit itu dibangun dan sudah jadi seperti sekarang. “Kualitas sirkuit saat ini jauh dari apa yang kita lihat di Kanjuruhan Malang. Baik fasilitas dan kondisi aspalnya,” tegas Andri.
Pihak IMI sempat melihat sirkuit yang ada di GOR Utama Bojonegoro ini. Menurutnya, kondisinya jauh dari yang diharapkan, bahkan dianggap bisa membahayakan keselamatan atlet. “Saat ini mulai banyak warga yang tahu kalau di situ dijadikan sirkuit, terus coba-coba ngetes motor, tapi tidak ada savetynya, seperti pembatas dari karung maupun ban di lintasan. Apalagi di tempat itu juga banyak warga yang olahraga, baik lari maupun jalan kaki” papar Andri.
Selain keamanan di lintasan, pihaknya juga menyoroti kualitas aspal sirkuit yang mulai rusak. “Aspal mulai terkelupas, beberapa titik juga telah ditambal sulam oleh kontraktornya, krikil-krikil aspal yang terkelupas bisa berbahaya jika digunakan untuk manuver,” tandas Andri.
Pembangunan sirkuit dikerjakan oleh CV Haidar Putra dengan konsultan pengawas CV Kurnia Karya Konsultan. Kontrak proyek bernomor 027/202.2PPK.DINPORA/IX/2024, dengan kalender 100 hari kerja, dimulai pada 12 september 2024. Sementara berdasarkan penelusuran di Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemkab Bojonegoro, pembangunan sirkuit ini justru disebut tender batal, setelah itu tidak ada update informasi terkait pembangunannya.
Setiap sore dan pagi hari, lokasi kawasan GOR Utama Bojonegoro selalu ramai dikunjungi warga yang olahraga. Mereka banyak lari dan jalan kaki dengan melintasi arena sirkuit itu. “Wah, tidak tahu kalau ini sirkuit, setahu saya lapangan parkir yang diaspal,” kata Rudi, salah satu warga saat olahraga pagi.
“Masak begini sirkuit, yang benar saja. Ini kalau dijadikan latihan balap yang berbahaya,” ungkap warga lainnya, Suhadi, saat olahraga bersama keluarga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bojonegoro Amir Syahid enggan menjawab konfirmasi dari sejumlah awak media perihal pembangunan sirkuit yang menelan anggaran Rp 3,95 miliar tersebut. (*)