Ini Doa dan Anjuran Islam ketika Terjadi Gempa Bumi

Editor: Hardy
oleh -192 Dilihat
Kondisi pasien di Pulau Bawean yang terpaksa dibawa keluar ruangan untuk menghindari gempa susulan. (Foto: BPBD Gresik)

KabarBaik.co- Media-media hari ini (22/3) banyak memberitakan tentang gempai bumi dengan magnitudo 6,5. Episentrum di wilayah perairan Tuban, Jawa Timur. Guncangannya terasa meluas. Selain di beberapa wilayah Jatim, juga dirasakan sampai di luar Jatim. Sejumlah bangunan pun dilaporkan terdampak. Di antaranya di kawasan Pulau Bawean, Gresik.

Mengutip NU Online (18/12/2016) disebutkan, gempa bumi adalah peristiwa alam yang menimbulkan ketakutan luar biasa. Namun, di samping itu, gempa bumi juga merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT.

Di antara gempa bumi yang tercatat dalam sejarah Islam adalah gempa bumi yang menimpa Kota Madinah, pada masa Khalifah Umar bin Al-Khattab RA. Setelah gempa berlalu beliau keluar dan berdiri di hadapan penduduk Madinah seraya berkata sebagai berikut ini.

يَا أَهْلَ الْمَدِينَةِ ، مَا أَسْرعَ مَا أَحْدَثْتُمْ ، وَاللهِ لَئِنَ عَادَتْ لَأَخْرُجَنَّ مَنْ بَيْنِ أَظْهُرِكُمْ

Artinya, “Wahai penduduk Madinah, alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan. Demi Allah jika gempa itu kembali lagi niscaya aku akan keluar di antara kalian,” (Lihat Ibnu Baththal, Syarhu Shahihil Bukhari, Saudi Arabia, Maktabah Ar-Rusyd, cet ke-2, 1423 H, juz III, halaman 26).

Baca juga:  Gempa Guncang Indonesia 31 Desember 2023, Sumedang Paling Terguncang

Selanjutnya mengenai keluar rumah ketika terjadi gempa bumi. Bahwa sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa ketika ada gempa bumi dan kita berada di dalam gedung atau ruang maka keluar darinya menuju tanah yang lapang adalah keniscayaan. Ini adalah standar keamaan yang biasa diterapkan.

Namun, persoalan ini menjadi menarik karena ditanyakan dari sudut pandangan hukum fikih, karena memang jarang sekali orang menanyakan soal hukum keluar rumah ketika terjadi gempa menurut para fuqaha.

Sepanjang penelusuran kami di dalam kitab-kitab fikih, terutama di kalangan Mazhab Syafi’i, terdapat penjelasan yang setidaknya kami anggap memadai dan mencukupi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Misalnya dalam kitab Asnal Mathalib Syarhu Raudlatith Thalib karya Zakariya Al-Anshari terdapat keterangan yang menyatakan bahwa sunah keluar dari rumah menuju tanah lapang ketika terjadi gempa bumi. Pandangan ini adalah dikemukakan Al-‘Abbadi.

وَيُسَنُّ الْخُرُوجُ إلَى الصَّحْرَاءِ وَقْتَ الزَّلْزَلَةِ قَالَهُ الْعَبَّادِيُّ

Artinya, “Dan disunahkan keluar rumah menuju tanah lapang pada saat terjadi gempa bumi. Demikian sebagaimana dikemukakan Al-‘Abbadi,” (Lihat Zakariya Al-Anshari, Asnal Mathalib Syarhu Raudlith Thalib, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, cet ke-1, 1422 H/2000 M, juz I, halaman 288).

Baca juga:  Diguncang Gempa, PGN Pastikan Jargas di 18 Ribu Pelanggan Bojonegoro-Lamongan Aman

Yang dapat kami pahami dari keterangan yang terdapat dalam Asnal Mathalib tersebut adalah anjuran untuk menghindari dampak gempa bumi yang membahayakan. Bahkan dalam pandangan kami pribadi, keluar rumah dalam rangka menyelamatkan diri ketika terjadi gempa hebat menjadi wajib jika hal tersebut dimungkinkan.

Saran kami, pascagempa perbanyaklah istighfar, begitu juga bersedekah jika memang mampu. Ulurkan bantuan untuk saudar-saudara kita yang sedang tertimpa musibah, seperti yang terkena dampak gempa bumi.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Dan kami selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran dari pembaca. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, Wassalamu ’alaikum wr. wb. (Mahbub Ma’afi Ramdlan).

Doa saat Terjadi Gempa

Sementara itu, KH Abdul Karim (Gus Karim), pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’an Azzayadi, Solo, pernah menulis sebuah doa dengan diberinya judul ‘Doa Ketika Gempa Bumi’. Doa yang dikirim via grup Whatsapp ‘Saya NU’ itu juga ditulis NU Online.

Baca juga:  Mengapa Indonesia Sering Gempa Bumi? Ini Kejadian Terparah dalam 10 Tahun Terakhir

Selengkapnya doa itu sebagai berikut:

اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ

Allahumma inni asaluka khairaha wa khaira ma fîha, wa khaira mâ arsalta bihi, wa a’udzubika min syarriha, wa syarri ma fîha wa syarri ma arsalta bihi  

Artinya:Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi di dalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan.

Dengan tulisan doa itu, tentu saja KH Abdul Karim tidak saja bermaksud menganjurkan kepada masyarakat untuk membaca doa itu pada saat itu juga, tetapi juga untuk dibaca sewaktu-waktu ketika terjadi bencana gempa bumi atau lainnya yang membahayakan keselamatan jiwa. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.