Ini Metode Penyembuhan Bagi Pecandu Narkoba di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Kota Malang

Reporter: P. Priyono
Editor: Hairul Faisal
oleh -488 Dilihat
Rumah rehabilitasi tempat menyembuhkan pecandu narkoba yang ada di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Kota Malang. (Foto: P. Proyono)

KabarBaik.co – Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Kota Malang, membangun tempat rehabilitasi sebagai upaya penyembuhan bagi pecandu narkoba. Tempat itu berdiri di atas lahan seluas 1.000 meter persegi dan dilengkapi fasilitas tempat ibadah dan olahraga. Daya tampungnya 30 sampai 50 pasien.

Para pasien pecandu narkoba akan disembuhkan melalui program religi seperti salat malam, berdzikir juga program konseling. Selain itu, pasien yang tinggal di rumah rehabilitasi juga dilatih wirausaha. Bagi yang sudah sembuh nantinya akan ditawarkan untuk melanjutkan wirausaha atau melanjutkan sekolah.

“Rumah rehabilitasi ini sejak 1997 tetapi belum terkonsep. Setelah itu pada 2016 bekerjasama dengan Kemensos hingga saat ini sudah terkonsep rumah rehabilitasi penyembuhan pecandu narkoba,” kata Konselor Adiksi Bahrul Maghfiroh Muhammad Ubay Cik Di Tiro saat berada di Rumah Rehabilitasi Bahrul Maghfiroh, Kota Malang, Kamis (4/7).

Baca juga:  Polisi Ringkus Jaringan Narkoba Gresik Selatan, Kerap Transaksi di Dekat Kantor Pemerintahan

Menurut Ubay, salah satu program penyembuhan pecandu narkoba dalam rangkaiannya yaitu dengan metode herbal detoks dengan air kelapa hijau dan doa. Fungsi air kelapa hijau yaitu untuk memecah racun dalam tubuh. “Metode pengobatan bagi pecandu narkoba ini tidak dengan obat pengganti. Karena dikhawatirkan menimbulkan efek ketergantungan, justru tidak sembuh total,” ujar dia.

Target penyembuhan dalam rumah rehabilitasi itu, lanjut Ubay, dalam waktu enam bulan masa rehabilitasi. Bahkan, dari hasil konseling dan daily report dari masing-masing pendaping pasien serta evaluasi setiap bulan. Jika dinyatakan sembuh, maka pasien boleh pulang.

Baca juga:  Tanam Ganja di Pot, Pria Gresik Diamankan Polisi

“Tentunya kami berharap pasien ketergantungan narkoba ini bisa normal kembali. Dan beraktivitas. Kita bina wirausaha jika mau ke tempat usaha. Dan kalau mau melanjutkan sekolah, maka semua itu kita arahkan,” jelas Ubay.

Di tempat yang sama, AF, 18, pria asal Surabaya ini menuturkan bahwa dirinya terpengaruh narkoba jenis sabu sejak 2021 lalu saat masih duduk di bangku SMP. Akibatnya saat kelas 2 di bangku SMA dia putus sekolah dan melakukan rehabilitasi di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh. “Saya datang ke sini diantar orang tua,” tutur AF.

Baca juga:  Polisi Bongkar Sindikat Curanmor di Kota Malang, 5 Tersangka Dikeler

AF bercerita awal mula memutuskan untuk tidak lagi memakai narkoba diakuinya badannya terasa sakit. Namun, setelah enam bulan berada di rumah rehabilitasi, dia akhirnya bisa melupakan masa kelam yang pernah dilaluinya. “Sekarang saya sudah lupa dengan masa lalu. Setiap hari saya salat, ngaji, dan olahraga. Juga rutin diberi air kelapa hijau,” kata AF.

Saat ini sebanyak 15 pasien tengah dirawat di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh. Sebagian juga sudah sembuh. Sebagian besar pasien berasal dari Surabaya, Jakarta, hingga luar Pulau Jawa seperti Papua. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.