Inovasi Peternak Banyuwangi Olah Kotoran Hewan Jadi Biogas dan Pupuk Organik

Reporter: Ikhwan
Editor: Andika DP
oleh -45 Dilihat
Produk pupuk yang dibuat peternak domba (sopas) di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. (Foto: Ikhwan)

KabarBaik.co – Peternakan domba jenis sopas di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi terus berinovasi memanfaatkan kotoran hewan ternak menjadi biogas dan slurry (pupuk organik cair). Dengan cara ini limbah seluruhnya dapat termanfaatkan.

Di Desa Sumbermulyo terdapat peternakan domba yang menjadi rumah produksi biogas dan bio-slurry. Rumah produksi tersebut dikelola oleh para petani dan peternak Kelompok Tani Sumber Rejeki.

Biogas dimanfaatkan menjadi bahan bakar pengganti LPG untuk memasak. Saat ini beberapa rumah di sekitar peternakan telah menggunakan biogas untuk kebutuhan memasak. Mereka juga menggunakan biogas untuk kebutuhan penerangan.

Baca juga:  Makin Komplit, Banyuwangi Bakal Miliki Kantor Imigrasi

Selain menjadi biogas, kotoran hewan ternak tersebut juga diolah dijadikan bio-slurry yang dijadikan sebagai pupuk organik.

Bio-slurry merupakan ampas biogas. Meskipun ampas, namun slurry memiliki banyak nutrisi yang bermanfaat untuk pertanian. Sebagai pupuk alami slury mampu mengikat nutrisi tanah sekaligus menggemburkan tanah yang keras.

Bio-slurry memiliki mikroba probiotik yang mampu meningkatkan kesuburan tanah, sehingga berdampak kepada kualitas dan kuantitas hasil panen.

“Apa yang dilakukan para peternak di desa ini merupakan solusi agar limbah peternakan menjadi nol persen, karena tidak ada limbah dari peternakan yang tersisa,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat mengunjungi peternakan domba tersebut, di sela program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Sumbermulyo.

Baca juga:  BMKG Imbau Warga Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga 3 Hari Mendatang

“Selain itu hasilnya juga bisa dimanfaatkan oleh para petani untuk pupuk organik, sehingga mengurangi biaya produksi. Yang terpenting lagi proses kreatif ini juga turut menjaga kesuburan tanah,” tambah Ipuk.

Pengolahan limbah ternak ini mulai berjalan sejak awal 2023 lalu. Sarman, pemilik peternakan domba mengatakan, pengolahan limbah ini merupakan hasil kerjasama kelompok tani, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Banyuwangi, dan program doktor mengabdi Universitas Brawijaya.

Melalui kerjasama ini dibangun instalasi digester biogas, untuk mengolah limbah kotoran ternak. Sarman menjelaskan proses pengolahan limbah ini cukup mudah.

Baca juga:  Warga Jalan Basuki Rahmat Banyuwangi Alami Gatal-gatal Usai Diserang Ulat Bulu

“Kotoran ternak dimasukkan dalam mixer untuk dihaluskan. Setelah halus masuk ke tabung biogas, untuk diambil gasnya,” kata Sarman.

Setelah gasnya diambil, ampas dari kotoran tersebut menjadi bio-slurry yang dimanfaatkan menjadi pupuk organik untuk petani.

“Pupuk organik ini selain kami gunakan sendiri juga dijual ke kelompok-kelompok petani lainnya di Banyuwangi dalam bentuk pupuk organik cair,” tambah Sarman. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.