Jalani Latihan, Fokus Adaptasi dan Shuttlecock Hingga Pemulihan Kondisi

Editor: Dian Kurniawan
oleh -24 Dilihat
Pebulutangkis ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menjalani latihan perdana jelang tampil pada ajang Thomas Cup 2024 di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Sichuan, China. (PBSI)

KabarBaik.co – Tim bulu tangkis Thomas Cup dan Uber Cup 2024 Indonesia sudah menggelar latihan di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Sichuan, China. Walau latihan berjalan lancar, tetapi adaptasi belum sepenuhnya maksimal lantara shuttlecock yang digunakan dirasa tidak biasa.

Manajer tim Ricky Soebagdja yang memimpin langsung menceritakan jalannya latihan. Latihan para pebulutangkis Indonesia digelar selama kurang lebih 3,5 jam yang dimanfaatkan untuk beradaptasi dan pengembalian kondisi.

“Setelah tiba kemarin (24/4/2024) siang, saya memang memberikan waktu bebas aktif untuk para atlet. Bebas dalam hal ini adalah untuk istirahat atau bila ingin latihan ringan dipersilahkan,” ungkap Ricky Soebagdja dalam keterangannya yang diterima KabarBaik.co.

“Baru sehari kemudian tim Thomas dan Uber menggelar latihan gabungan di lapangan latihan dan arena pertandingan. Saya tekankan untuk latihan tadi bisa dipergunakan secara maksimal,” lanjutnya.

Baca juga:  Lolos ke Semifinal, Daniel Marthin: Wajib Waspadai Ganda Taiwan

Ricky Soebagdja lantas menjelaskan bahwa kondisi para atlet cukup baik. Menurutnya, para atlet Merah-Putih penuh semangat mereka melahap semua menu latihan yang ditawarkan oleh pelatih. Tim Thomas maupun Uber Indonesia menjalani laga pembuka pada Sabtu (27/4/2024).

Sementara itu, pelatih ganda putri Eng Hian menjadikan latihan perdana ini sebagai ajang adaptasi. Dia membenarkan jika ingin mengembalikan kondisi fisik anak-anak asuhnya. Menurutnya, tidak ada yang berbeda antara persiapan turnamen beregu dengan persiapan turnamen perorangan. Perbedaannya terjadi ketika membangun kebersamaan.

Baca juga:  Runner Up, China Bikin Indonesia Gigit Jari

“Kondisi lapangan baik dan memang hari ini kita jadikan adaptasi terkait semua faktor. Shuttlecock dan arah angin seperti biasa. Pengembalian kondisi juga dilakukan hari ini,” ucapnya.

“(Persiapan) lebih ke bagaimana kita membangun kebersamaan, baik di tunggal maupun di ganda. Kita harus saling support apapun hasilnya. Perjuangan anak-anak dengan memberikan yang terbaik sesuai kapasitasnya sudah cukup bagi kami,” sambung Didi, sapaan akrabnya.

Kendati demikian, adaptasi belum sepenuhnya maksimal walau latihan berjalan lancar. Leonardus Jonatan Christie merasakan ada yang tidak normal pada shuttlecock yang digunakan. Dia menilai laju shuttlecock terlalu kencang.

“Shuttlecock yang kami coba di latihan, kata panitia adalah shuttlecock yang akan digunakan di pertandingan, menurut saya lajunya terlalu kencang dan kencangnya berlebihan. Itu yang masih menganggu. Kalau kondisi lapangan, secara garis besar sudah ok,” ungkap juara All England 2024 itu.

Baca juga:  Thomas Cup dan Uber Cup Ajang Pemanasan Jelang Olimpiade 2024

Kendala adaptasi dengan shuttlecock juga dirasakan pemain sektor ganda, Daniel Marthin. Kondisi shuttlecock membuatnya harus waspada dengan perubahan yang bisa tiba-tiba terjadi ketika di lapangan.

“Lapangan tidak ada masalah, ini standar China pada umumnya. Hanya saja, saya harus lebih beradaptasi lagi dengan shuttlecock yang sangat kencang ini. Di latihan shuttlecocknya kencang, pada saat pertandingan bisa saja jadi lambat,” aku pebulutangkis berusia 22 tahun itu.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.