Jawa Timur Siapkan Langkah Diversifikasi Ekspor Hadapi Kebijakan Tarif Impor AS

oleh -722 Dilihat
IMG 20250410 WA0011
Distribusi barang ekspor impor di pelabuhan

KabarBaik.co – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menetapkan kebijakan tarif impor sebesar 10 persen terhadap negara-negara yang memperdagangkan produk ke AS. Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap pembatasan ekspor produk AS oleh sejumlah negara. Dampaknya mulai dirasakan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, khususnya Jawa Timur.

Menyikapi situasi tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak para pelaku usaha di Jawa Timur untuk mencari pasar alternatif. Menurut Emil, ketergantungan terhadap pasar AS perlu diminimalisasi melalui diversifikasi ekspor.

“Jadi kita tidak boleh berandai-andai, tapi harus bersiap. Misalnya, kalau kita kehilangan pasar di Amerika, ke mana alternatifnya? Kita harus mulai eksplorasi pasar-pasar baru,” ujar Emil, Kamis (10/4).

Emil mengakui, Amerika merupakan salah satu tujuan ekspor utama bagi Jawa Timur, terutama untuk produk furnitur dan alas kaki. Namun, menurutnya, ketergantungan ini perlu diimbangi dengan langkah-langkah strategis. “Kita harus diversifikasi dan menumbuhkan ekspor kita ke pasar lain. Dengan atau tanpa kebijakan AS, hal ini memang perlu dilakukan,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya kesiapan pengusaha Jawa Timur menghadapi kemungkinan penurunan ekspor ke Amerika. Diversifikasi pasar diharapkan menjadi solusi untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah.

Ketua DPRD Jawa Timur Musyafak Rouf turut angkat bicara. Menurutnya, kebijakan tarif impor AS dapat memengaruhi para pelaku usaha di Jawa Timur. Untuk itu, pihaknya berencana menggelar pertemuan dengan pelaku usaha guna mengantisipasi dampak negatif, seperti gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Kita ingin mencegah PHK massal yang mungkin terjadi akibat gejolak ekonomi global. Pertemuan ini akan mencari solusi terbaik untuk melindungi pekerja dan pengusaha,” ujarnya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) untuk mencari jalan keluar terbaik. Ia juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas tenaga kerja di tengah tantangan ini.

“Jangan sampai terjadi PHK. Kalau ada penurunan produksi, kami sarankan untuk pengurangan jam atau hari kerja, bukan tenaga kerja. Ini harus diantisipasi bersama,” tegasnya.

Khofifah menambahkan, Jawa Timur sudah memasuki tahap hilirisasi industri, khususnya di sektor furnitur. Industri ini merupakan yang terbesar di Indonesia dan menjadi salah satu penopang ekonomi Jawa Timur. “Kami perlu mendengar pembaruan dari para pengusaha terkait langkah-langkah yang akan mereka ambil, termasuk terobosan untuk membuka pasar-pasar baru,” imbuhnya.

Kebijakan tarif impor AS menjadi pengingat bagi Jawa Timur untuk tidak bergantung pada satu pasar ekspor saja. Langkah diversifikasi diharapkan mampu menjaga daya saing dan stabilitas ekonomi daerah di tengah gejolak ekonomi global. Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun terus berupaya memastikan bahwa dampak kebijakan ini dapat dikelola dengan baik, tanpa mengorbankan pekerja maupun pengusaha.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.