KabarBaik.co – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, jasa penukaran uang baru di Gresik semakin ramai diserbu masyarakat. Salah satu penyedia jasa, yang enggan disebutkan namanya, mengaku menjual uang baru dengan tarif Rp 20 ribu per Rp 100 ribu. Tarif tersebut berlaku untuk semua pecahan uang baru mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 10.000.
Tingginya harga jasa tukar uang ini, menurutnya, disebabkan oleh biaya yang juga tinggi saat mengambil uang dari tengkulak. “Saya beli di tengkulak sudah Rp 18 ribu per seratus ribunya, kalau tidak percaya, silakan dicoba ke penjual lain” ujarnya, Sabtu (29/3).
Shela, salah satu warga Gresik, mengaku keberatan dengan harga tersebut. “Kalau harus bayar segitu tukar Rp 500 ribu jadi harus bayar Rp 600 ribu, mending pakai uang lama dulu,” katanya.
Namun, berbeda dengan Hadi, warga lainnya, yang memilih untuk tetap menggunakan jasa penukaran uang di pinggir jalan. “Ya, nggak apa-apa kita bayar jasa mereka. Dari pada antre lama di bank, ribet juga. Tukar di pinggir jalan saja lebih praktis,” ucapnya.
Fenomena penukaran uang baru di luar bank bukan hal baru, terutama menjelang Lebaran. Banyak masyarakat yang lebih memilih jasa tukar uang di pinggir jalan ketimbang mengantre panjang di bank. Meski demikian, tingginya biaya penukaran di jasa informal ini kerap menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. (*)