KabarBaik.co – Jumlah kasus HIV di Kabupaten Gresik meningkat tajam dalam dua tahun terakhir. Berdasar data Dinas Kesehatan Gresik, HIV pada 2023 tercatat sebanyak 200 kasus, sementara pada 2024 melonjak menjadi 275 kasus. Kenaikan sebesar ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Puspita Wardani, kepala Bagian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kabupaten Gresik menjelaskan, kelompok usia 20-50 tahun merupakan kelompok paling rentan tertular HIV. “Hal ini disebabkan oleh pola pergaulan, di mana seks bebas menjadi salah satu pemicu utama penularan,” ujar Puspita.
Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Dinas Kesehatan kini semakin aktif melakukan edukasi tentang bahaya HIV. “Kami mengajak masyarakat untuk menghindari seks bebas. Dalam pelaksanaannya kami berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sekolah-sekolah, untuk menyampaikan informasi ini secara masif,” kata Puspita.
Selain edukasi, Pemkab Gresik juga menggiatkan upaya screening untuk mendeteksi kasus HIV sejak dini. Screening ini tidak hanya dilakukan di fasilitas kesehatan, tetapi juga secara aktif menjangkau lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi titik penyebaran, seperti tempat hiburan malam. “Screening dan terapi HIV adalah bagian dari program nasional sehingga semuanya gratis,” tegasnya.
Dinas Kesehatan juga menyediakan terapi bagi pengidap HIV untuk menjaga kualitas hidup mereka. “Terapi ini bukan untuk menyembuhkan HIV karena penyakit ini bersifat seumur hidup. Terapi hanya untuk memantau dan mencegah kondisi memburuk yang dapat mempercepat kematian,” jelas Puspita.
Melihat lonjakan kasus ini, Puspita mengimbau masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjaga pola pergaulan. “Hindari seks bebas karena dampaknya sangat buruk, baik bagi kesehatan maupun masa depan. Mari bersama-sama mencegah penularan HIV,” tegasnya.
Dengan lonjakan kasus HIV yang signifikan ini, pemerintah dan masyarakat Gresik diharapkan dapat bekerja sama meningkatkan kesadaran, mencegah penularan, dan memberikan dukungan kepada para pengidap. (*)