KabarBaik.co – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Gresik menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Gresik, Viki Mustofa mengungkapkan bahwa jumlah kasus PMK yang menjangkit sapi melonjak drastis dalam sepekan terakhir.
Data yang dihimpun, hingga 31 Desember 2024, kasus PMK tercatat sebanyak 97 kasus, dengan lima di antaranya mengakibatkan kematian hewan ternak. Namun, angka tersebut melonjak menjadi 185 kasus dengan 22 kematian per 6 Januari 2025.
Viki menyebutkan, kasus ini kini tersebar di sembilan kecamatan, meningkat dari sebelumnya yang hanya menjangkiti tujuh kecamatan.
“Perkembangan ini sangat mengkhawatirkan. Penyebaran PMK menunjukkan lonjakan yang cepat, dan ini menjadi peringatan serius bagi seluruh pihak, terutama para peternak,” ungkap Viki dalam keterangannya, Senin (6/1).

Sebagai respons atas lonjakan kasus, Dinas Pertanian Gresik secara sigap memberlakukan sistem peringatan dini atau early warning system. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran yang lebih luas dan memberikan perlindungan bagi para peternak.
“Kami dengan cepat mengambil langkah pencegahan, termasuk memberikan bantuan langsung kepada peternak terdampak. Bantuan ini meliputi penyediaan obat-obatan, desinfektan, serta vaksin untuk ternak,” jelas Viki.
Ia juga menambahkan, tim dari Dinas Pertanian secara rutin turun ke lapangan untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada peternak. “Kami membantu peternak mengenali gejala PMK dan langkah-langkah yang harus diambil agar kasus ini tidak meluas,” imbuhnya.
Melihat kondisi ini, Dinas Pertanian juga mengeluarkan sejumlah imbauan penting kepada para peternak. Viki menegaskan pentingnya kewaspadaan dan pengendalian lalu lintas hewan ternak.
“Kami mengimbau para peternak untuk tidak membeli sapi baru sementara waktu, terutama dari wilayah yang belum jelas status kesehatannya. Jika terpaksa membeli, pastikan sapi tersebut sudah divaksinasi,” ujar Viki.
Selain itu, peternak yang memiliki sapi yang belum divaksinasi diimbau segera mendaftarkan ternaknya untuk vaksinasi. Viki juga menyarankan peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan menerapkan langkah biosekuriti secara ketat.
“Kalau mempunyai sapi yang belum divaksin, segera lakukan vaksinasi. Jaga kebersihan kandang dan terapkan biosekuriti. Lalu dalam waktu ini hindari berkunjung ke peternakan lain karena hal tersebut berpotensi terjadi penularan,” jelas Viki.
Lonjakan kasus PMK di Gresik diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk mobilitas hewan ternak yang tidak terkendali, kurangnya kesadaran peternak terhadap pentingnya vaksinasi, serta belum optimalnya penerapan biosekuriti di beberapa wilayah.
Penyakit ini, yang disebabkan oleh virus Foot-and-Mouth Disease, sangat mudah menular melalui kontak langsung antarhewan atau melalui media perantara seperti manusia, kendaraan, dan peralatan peternakan.
Langkah cepat yang diambil oleh Dinas Pertanian menjadi kunci penting untuk menekan laju penyebaran PMK. Namun, upaya ini memerlukan kerja sama erat antara pemerintah daerah, peternak, dan masyarakat umum.
Dinas Pertanian Gresik berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kasus PMK di wilayah tersebut. Selain memberikan bantuan teknis dan logistik, dinas juga akan mengintensifkan sosialisasi mengenai bahaya PMK dan pentingnya vaksinasi kepada peternak.
Dengan peningkatan kasus yang cukup signifikan, Kabupaten Gresik berada dalam status siaga menghadapi ancaman PMK. Kerja sama antara pemerintah, peternak, dan masyarakat menjadi elemen penting untuk mengatasi wabah ini. Dengan langkah-langkah yang terarah, diharapkan penyebaran PMK dapat segera terkendali, sehingga ekonomi peternakan di Gresik dapat kembali stabil. (*)