KabarBaik.co – Kemacetan parah kembali melanda jalur Situbondo-Banyuwangi, Kamis (24/7). Kemacetan telah terjadi sejak beberapa hari akibat pengurangan jumlah kapal yang beroperasi di dermaga LCM, pembatasan angkutan dan diperparah dengan ditutupnya Jalur Gumitir yang menghubungkan Banyuwangi-Jember.
Hari ini kemacetan tampak mengular dari Pelabuhan Ketapang hingga Taman Nasional Baluran, Situbondo. Meski kemacetan terputus-putus, didominasi kendaraan truk-truk besar.
Salah satu sopir truk tronton, Ginanjar mengaku telah terjebak kemacetan sejak Rabu (23/7) sekitar pukul 12.00 WIB kemarin. Hingga 22 jam kemudian, kendaraan yang ia bawa hanya bisa bergerak sekitar 5 kilometer (km).
“Ini kemacetan paling parah sejak saya nyopir tahun 2018,” kata Ginanjar.
Ia rencananya hendak mengirim muatan ke Denpasar. Aktivitas itu ia lakukan setiap dua pekan sekali.
Hingga Kamis siang, banyak sopir yang terjebak macet hingga di Alas Baluran. Jaraknya sekitar 28 kilometer (km) dari Pelabuhan Ketapang.
“Saya sudah dari pukul 5 sore kemarin di Wongsorejo kena macet. Sekarang masih di sini,” kata Yosep.
Yosep menyebut, kemacetan kali ini merupakan yang terparah sepanjang ia pernah menyopir di lintas Situbondo-Banyuwangi.
Ia pesimistis bisa menyebrang ke Bali dalam waktu dekat. Sebab, sebelum masuk ke area pelabuhan, truk-truk harus terlebih dulu masuk ke kantong parkir di Dermaga Bulusan. Baru setelah itu, mereka bisa berjalan kembali menuju pelabuhan.
“Teman-teman yang sudah sampai Bulusan saja sampai saat ini belum bisa bergerak. Jadi paling besok baru bisa masuk Pelabuhan Ketapang,” ujarnya.
Pantauan di aplikasi Google Maps, kemacetan terpantau merata dari Alas Baluran hingga Pelabuhan Ketapang. Jalur di aplikasi mayoritas merah yang artinya macet padat.
Beberapa simpul pertigaan juga terlihat stagnan. Kendaraan truk besar harus menunggu hingga berjam-jam untuk bisa bergerak beberapa ratus meter.