KabarBaik.co – Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak Kamar Dagang dan Industri Nasional (Kadin) untuk memperkuat ekosistem pertanian, khususnya di sektor hilir, guna meningkatkan daya saing produk lokal, mengurangi kemiskinan petani, dan meminimalkan ketergantungan impor. Kolaborasi ini dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di Jakarta pada Selasa (11/3).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa investasi untuk hilirisasi sektor pertanian membutuhkan anggaran sebesar Rp 802,58 triliun, yang akan difokuskan pada 11 komoditas utama. Pada tahap awal, tujuh komoditas menjadi prioritas dengan potensi investasi mencapai Rp 460 triliun.
“Tujuh komoditas tersebut adalah bawang putih, singkong, kelapa sawit, kelapa, tebu, aren, dan sapi. Program hilirisasi ini bertujuan untuk mengurangi impor barang yang sebenarnya bisa diproduksi secara lokal, sekaligus meningkatkan nilai tambah produk ekspor,” jelas Amran.
Kelapa sawit menjadi sektor dengan kebutuhan investasi terbesar, mencapai Rp 321,13 triliun, dengan fokus utama pada pengembangan minyak sawit mentah (CPO) dan biodiesel.
Sementara itu, hilirisasi kelapa akan memanfaatkan pohon kelapa produktif di lahan seluas 300 ribu hektare yang tersebar di Sulawesi Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Riau. “Kelapa sudah memiliki bahan baku yang tersedia. Hilirisasi akan memberikan nilai tambah tinggi saat diekspor dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Amran.
Untuk komoditas singkong, program hilirisasi diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja bagi 1,45 juta orang dengan potensi investasi Rp 4,23 triliun. Lahan eksisting seluas 300 ribu hektare akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan lima pabrik tepung tapioka dan lima pabrik tepung singkong fermentasi (Mocaf).
Amran mencatat, investasi sektor pertanian memiliki efek pengganda yang besar terhadap sektor lainnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, investasi senilai Rp 1.366 triliun pada tahun 2016 mampu menggerakkan enam sektor ekonomi dengan total nilai mencapai Rp 45.336 triliun.
“Kita melihat bahwa pertanian menjadi motor penggerak ekonomi nasional, bahkan mendatangkan dana besar ke sektor manufaktur dan jasa,” tambahnya.
Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie, menyatakan kesiapan pihaknya untuk mendukung hilirisasi sektor pertanian. Menurutnya, kontribusi sektor pertanian sangat penting dalam mewujudkan swasembada pangan nasional dan mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
“Kami hadir di 38 provinsi di seluruh Indonesia dan siap memfasilitasi sinergi antara pemerintah dan dunia usaha. Kadin juga berkomitmen mendukung peningkatan teknologi, pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM), serta membuka akses pasar internasional untuk produk pertanian Indonesia,” ujar Anindya.
Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan sektor pertanian untuk mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Selain hilirisasi, Kadin juga mendukung berbagai program Kementan, seperti cetak sawah baru dan optimalisasi lahan.
“Kita tidak hanya bergerak linear, tetapi eksponensial. Dengan sinergi ini, sektor pertanian dapat menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Amran.(*)