KabarBaik.co- Di tengah riuh aktivitas gang sempit kawasan Kedurus Dukuh, Surabaya, suasana tampak berbeda pagi itu. Ahmad Nawardi, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, hadir menyapa langsung para perempuan tangguh peserta Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang dikelola oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Dalam kunjungan resesnya kali ini, Senator Nawardi berdialog hangat dengan para anggota kelompok Mekaar. Termasuk Kelompok Kedurus Dukuh III dan Kedurus Dukuh III B. Sapaan ramah dan gelak tawa menghiasi pertemuan sederhana namun sarat makna itu.
“Saya kagum melihat kekompakan ibu-ibu di sini. Prinsip tanggung renteng dijalankan dengan sungguh-sungguh. Tidak ada tunggakan, semua disiplin. Ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kejujuran yang luar biasa,” ujar Nawardi penuh semangat.
Program Mekaar memang tak sekadar soal pinjaman. Lebih dari itu, ia menjadi ruang pemberdayaan, tempat para perempuan menguatkan ekonomi keluarga sambil menumbuhkan solidaritas sosial. Senator Nawardi pun menyampaikan apresiasi atas ragam usaha kreatif yang dijalankan para nasabah—dari jualan sembako, LPG, gorengan, hingga warung kopi di teras rumah masing-masing.
“Ini adalah bukti nyata bahwa ketika perempuan diberi akses, mereka bisa menjadi penggerak ekonomi tidak hanya bagi keluarga, tapi juga lingkungan. Mereka adalah pahlawan ekonomi akar rumput,” imbuhnya.
Tak lupa, Nawardi juga memuji kinerja para Account Officer (AO) PNM yang dinilainya menjadi ujung tombak keberhasilan program ini.
“Saya melihat langsung bagaimana AO PNM hadir bukan hanya sebagai pendamping, tapi juga sahabat. Pendekatannya humanis, bahasanya membumi, dan mereka benar-benar tahu cara membangun kepercayaan,” ungkapnya.
Meski sebagian besar nasabah menyatakan kepuasan terhadap pelayanan PNM, mereka juga menyuarakan harapan agar limit pembiayaan dapat ditingkatkan sesuai perkembangan usaha.
Program Mekaar PNM kian membuktikan dirinya sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan, terutama bagi perempuan pelaku usaha ultra mikro. Kunjungan ini tak hanya menjadi bentuk pengawasan dan aspirasi, tetapi juga menjadi energi baru untuk memperkuat komitmen negara dalam mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan dari akar rumput. (*)