Kisah Penjual Martabak Banyuwangi, 3,5 Tahun Tabung Uang Koin hingga Bisa Beli Rumah

Reporter: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra
oleh -115 Dilihat
Penghitungan uang koin milik Imam Subhi.

KabarBaik.co – Kisah inspiratif datang dari penjual martabak bernama Imam Subhi, 41 tahun, asal Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi.

Telaten menabung uang koin pecahan Rp 1.000 sejak 3,5 tahun silam, penjual martabak ini mampu membeli sebuah rumah. Kisahnya sempat viral di media sosial.

Saat dikonfirmasi, Imam mengungkapkan, kisahnya dimulai sekitar 2020 lalu. Berawal dari kegelisahannya melihat bekas galon air mineral sekali pakai yang tergeletak di rumahnya.

Ia kemudian berpikir untuk memanfaatkan galon itu sebagai celengan. Koin-koin hasil yang dikumpulkannya dari berjualan martabak ia masukan ke dalam galon.

Sebagian koin juga ia dapat dari menukar uang hasil amal di sejumlah masjid di Banyuwangi.

“Jadi saya kan nyari uang kembalian. Saya tukar ke takmir-takmir masjid. Hasilnya saya khususkan yang seribuan untuk saya tabung. Kalau yang lima ratusan saya buat kembalian lagi,” kata pemilik usaha Mt Terbul Laka-laka ini.

Baca juga:  Perguruan Tinggi di Banyuwangi Nyatakan Sikap dan Moral Politik Jelang Pemilu

Tepat pada Senin 29 April 2024 lalu tabungan koinnya terkumpul 3 galon lebih, totalnya senilai Rp 45.980.000. Uang itu setelahnya ia gunakan untuk Down Payment (DP) di salah satu perumahan di Bumi Blambangan.

“Niat awal nabung itu mau buat beli mobil. Tapi saya pikir kan kurang pas untuk investasi. Saya juga lagi butuh rumah untuk tempat menginap karyawan-karyawan. Jadi saya putuskan untuk beli rumah,” kata bapak beranak tiga ini.

Proses penghitungan tabungan uang koin milik penjual martabak di Banyuwangi memakan waktu 7 jam. Bahkan 7 orang dikerahkan untuk menghitung uang koin pecahan seribu dengan total puluhan juta rupiah itu.

Penjual Martabak, Imam Subhi mengatakan ia tiba di perumahan yang dibelinya Senin (29/4/2024) pukul 09.00 WIB. Setiba di kantor perumahan tiga galon celengan langsung dibongkar.

Baca juga:  Puluhan Orang di Banyuwangi Positif Chikungunya

“Untuk menghitung saya dibantu 7 orang dari perumahan. Start jam 9 pagi baru selesai jam 4 sore,” kata pemilik usaha Mt Terbul Laka-laka ini.

Semula dia sempat tidak yakin apakah pihak perumahan menerima uang koin miliknya. Namun setelah berkomunikasi rupanya pihak perumahan mau menerimanya.

Dari rumahnya di Kelurahan Tukangkayu, tiga galon lebih celengan berisi uang koin diangkut menggunakan angkot. Saking beratnya, minimal perlu dua orang untuk mengangkat sebiji galon berisi uang koin pecahan Rp1000 itu.

“Alhamdulillah pihak perumahannya mau menerima,” terang bapak beranak tiga ini.
Setelah serangkaian proses hitung itu uang setelahnya dikemas menggunakan kantong plastik sebelum kemudian disetorkan ke sejumlah bank.

Di masa mendatang rumah itu niatnya juga untuk digunakan sebagai hunian bagi anak-anaknya. Imam menyebut setelah proses DP rumahnya juga mulai tahap pembangunan.

Baca juga:  Buntut Wisatawan Tewas di TWA Ijen, Disbudpar Banyuwangi Bakal Temui BBKSDA

“Rabu lalu rumah sudah mulai dibangun pondasinya,” tandasnya.

Dalam perjalanannya Imam mengaku sempat beberapakali tergoda untuk membongkar calengan galonnya.

Maklum sebagai penjual martabak, usahanya pun mengalami pasang surut. Ia pun sempat berpikir menggunakan uang itu untuk tambahan berbelanja bahan.

“Godaan pasti ada, apalagi kami dagang kadang ramai kadang sepi. Tapi saya tutup mata dan tetap istiqomah,” kata Imam.

Untuk menghindari godaan, sedari awal Imam telah mengelem celengan galonnya supaya sulit untuk dibongkar. Ia hanya memberi lubang kecil sebagai bibir agar koin bisa masuk ke galon.

“Jadi saya lem jadi mau ngambil kan susah. Serupiah pun tidak pernah saya ambil. Kuncinya hanya tutup mata,” jelasnya sembari tertawa renyah.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.