KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik resmi mengukuhkan Komisi Irigasi periode 2024–2027 sekaligus menggelar Sidang Pleno I di Kantor Bupati Gresik, Kamis (11/9). Acara ini dihadiri Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Kepala DPUTR Dhiannita Tri Astuti, Plt Kepala Dinas Perikanan Arif Wicaksono, Kepala Dinas Pertanian Eko Anindito Putro, serta perwakilan HIPPA, Poklina, dan akademisi dari Universitas Gresik, Universitas Muhammadiyah Gresik, dan UISI.
Dalam laporannya, Kepala DPUTR Gresik Dhiannita Tri Astuti menyampaikan bahwa kegiatan ini bertema “Integrasi Pengelolaan Irigasi untuk Mendukung Kedaulatan Pangan dan Perikanan yang Berkelanjutan”. Ia menegaskan bahwa pengukuhan ini bertujuan memperkuat sinergi antar sektor dalam pengelolaan irigasi yang terpadu, partisipatif, dan berkelanjutan.
Susunan keanggotaan komisi yang baru dikukuhkan mencakup unsur pemerintah daerah, OPD teknis, akademisi, serta organisasi petani pemakai air. Kepala Bappeda Litbang Gresik, Edy Hadiswoyo, menekankan bahwa forum ini akan menjadi wadah koordinasi strategis untuk mengoptimalkan jaringan irigasi sekaligus mendukung ketahanan pangan di daerah.
Dalam arahannya, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan infrastruktur air, terutama yang ia soroti adalah kolam retensi yang berada di Kecamatan Cerme, desa Tambakberas, Menurutnya, pembangunan kolam retensi tidak boleh hanya berfungsi sebagai pencegah banjir luapan kali Lamong, tetapi juga harus dimanfaatkan untuk mendukung produktivitas pertanian.
“Kolam retensi di Cerme, tepatnya Tambakberas, itu saya sampaikan ke bu kadis, bahwa airnya sudah banyak dan itu bagaimana caranya agar airnya bisa dimanfaatkan sampai di wilayah depannya. Itu jangan hanya dibiarkan, tapi harus dipikirkan bagaimana airnya bisa dimanfaatkan ke sawah-sawah,” ujarnya.
lebih lanjut, Bupati Yani menjelaskan kondisi eksisting Kolam retensi yang baru dibangun di Tambakberas tersebut. Menurutnya, posisi kolam yang berada di titik terendah memang membuat air mudah masuk, namun perlu inovasi agar air bisa keluar dan dimanfaatkan untuk pertanian. “Air itu bisa dipompa, dinaikkan, lalu dialirkan ke berbagai wilayah seperti Padeg, Semampir, dan sekitarnya,” terang Bupati Yani.
Ia menegaskan, pemanfaatan ganda kolam retensi tersebut membutuhkan kolaborasi dan inovasi dari Komisi Irigasi. “Komisi irigasi harus bisa melihat segala potensi untuk terus berinovasi. Jangan dari dulu gitu aja gak ada inovasinya. Jangan. Ketika mau bikin kolam lagi, maka juga harus berpikir ini bisa mengaliri sawah mana lagi? Banjirnya ditangani dan punya dampak untuk tercapainya tanam kedua yang kemudian jadi panen kedua untuk petani-petani kita,” ujarnya.
Dengan pengukuhan komisi ini, Pemkab Gresik berharap sinergi pengelolaan irigasi dapat lebih maksimal untuk mendukung ketahanan pangan, perikanan, serta kesejahteraan masyarakat Gresik.(*)







