KabarBaik.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya integrasi perencanaan pembangunan dan tata ruang dalam mewujudkan konsep smart city di Jawa Timur. Pernyataan itu disampaikan usai mengunjungi Urban Redevelopment Authority (URA) Singapore City Gallery, Jumat (14/11), sebagai bagian dari rangkaian kegiatan RISING (Republic of Indonesia and Singapore) Fellowship.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Khofifah melihat langsung bagaimana Singapura menata wilayah dan ruang kota secara terstruktur dan terintegrasi. URA Singapore City Gallery menampilkan sejarah perkembangan kota, kebijakan tata ruang, hingga proyeksi masa depan Singapura melalui pendekatan visual dan teknologi yang komprehensif.
“URA City Gallery ini menjadi referensi penting bagi Pemprov Jatim untuk mengembangkan kawasan dengan konsep smart city yang inklusif dan berkelanjutan. Informasi yang disajikan sangat detail dan komprehensif,” ujar Khofifah.
Galeri yang dikelola Urban Redevelopment Authority itu menggambarkan penataan kawasan industri, permukiman, ruang publik, pengelolaan sampah, hingga sistem aliran air yang dirancang secara terencana dan berkesinambungan.
“Setiap kawasan telah dipetakan peruntukannya dengan jelas. Investor juga mendapatkan kepastian mengenai area yang tepat untuk berinvestasi,” tambahnya.
Singapura dikenal sebagai salah satu negara dengan tata ruang kota terbaik di dunia. Integrasi perumahan, transportasi, ruang hijau, dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan secara konsisten serta berbasis data.
“Ini menjadi rujukan yang menarik tentang bagaimana tata ruang, perumahan, transportasi, hingga pengelolaan lingkungan dapat diintegrasikan dengan efektif,” tutur Khofifah.
Menurutnya, keberhasilan Singapura membangun smart city merupakan hasil tata kelola yang kuat, visi jangka panjang, serta perhatian terhadap desain ruang yang humanis, inklusif, dan berkelanjutan. Bahkan di tengah modernisasi, Singapura tetap mempertahankan bangunan bersejarah sebagai bagian dari identitas kota.
“Singapura berhasil mengarahkan visi kota yang nyaman, meningkatkan kesejahteraan, dan menjaga kualitas hidup masyarakat. Heritage building juga tetap dipertahankan,” ungkapnya.
Khofifah menjelaskan bahwa Jawa Timur—sebagai provinsi penyumbang ekonomi terbesar kedua di Pulau Jawa—juga menghadapi berbagai tantangan pembangunan. Mulai dari tekanan kepadatan penduduk, ketimpangan sarana prasarana, konektivitas antardaerah, hingga penurunan daya dukung lingkungan.
“Saat ini kami tengah mengembangkan sejumlah kawasan metropolitan seperti Gerbangkertasusila (Greater Surabaya) dan Malang Raya, serta pusat-pusat pertumbuhan industri dan perkotaan baru,” paparnya.
Ia menilai pengalaman Singapura dapat menjadi referensi bagi Jatim dalam memperkuat pembangunan kawasan metropolitan dan industri, termasuk penerapan teknologi digital, pemanfaatan data, dan perlindungan ruang hijau.
“Kami ingin mempelajari perencanaan tata ruang yang holistik dan terintegrasi dengan sistem transportasi, serta berbasis data dan teknologi digital,” ujarnya.
Selain soal perencanaan, Gubernur Khofifah juga menyoroti praktik konservasi lingkungan, standar green building, efisiensi pengelolaan air, serta penguatan resiliensi kota terhadap perubahan iklim dan bencana.
“Kami berharap dapat menjajaki kerja sama konkret melalui pertukaran teknis, peningkatan kapasitas, dan kajian bersama untuk memperkuat kemampuan perencanaan perkotaan di Jawa Timur,” katanya.
Menutup kunjungannya, Khofifah menyampaikan apresiasi kepada URA atas sambutan hangat serta pengetahuan yang diperoleh dari kunjungan tersebut.
“Terima kasih atas wawasan penting yang kami dapatkan. Semoga hubungan antara Singapura dan Jawa Timur semakin erat, sehingga bersama-sama bisa mewujudkan kota yang berkelanjutan, tangguh, dan layak huni bagi generasi mendatang,” pungkasnya.







