Larangan Menikah di Bulan Suro: Antara Mitos dan Kearifan Lokal

oleh -349 Dilihat
IMG 20250506 WA0009

KabarBaik.co – Dalam kehidupan masyarakat Jawa, tradisi dan kepercayaan leluhur masih memegang peran penting dalam menentukan berbagai aspek kehidupan. Salah satu tradisi yang masih sering menjadi perbincangan hingga kini adalah larangan melangsungkan pernikahan di bulan Suro. Kepercayaan ini bukan hanya dilandasi oleh mitos turun-temurun, tetapi juga oleh penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual yang tertanam kuat dalam budaya Jawa.

Bulan Suro merupakan bulan pertama dalam penanggalan Jawa dan dianggap sebagai waktu yang sakral dan penuh muatan spiritual. Dalam kepercayaan tradisional Jawa, bulan ini identik dengan ritual-ritual keheningan, refleksi batin, serta waktu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena sifatnya yang dianggap suci dan penuh energi mistis, banyak masyarakat yang menghindari kegiatan besar atau perayaan, termasuk pernikahan.

Menurut kepercayaan yang beredar, menikah di bulan Suro diyakini bisa mendatangkan kesialan atau gangguan dalam kehidupan rumah tangga. Oleh sebab itu, banyak pasangan yang menunda pernikahan mereka jika bertepatan dengan bulan ini, meskipun tidak semua orang mengikuti pandangan tersebut. Beberapa keluarga tetap memilih untuk tidak mengambil risiko demi menjaga keharmonisan di masa depan.

Larangan ini telah mengakar sejak lama dan dijaga oleh para sesepuh adat maupun tokoh spiritual. Dalam beberapa komunitas, bahkan diadakan ritual khusus seperti doa bersama dan selamatan untuk menghormati bulan Suro dan memohon perlindungan dari hal-hal buruk. Upacara-upacara ini juga menjadi bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh leluhur.

Meski modernisasi dan perkembangan zaman terus berlangsung, tradisi larangan menikah di bulan Suro tetap bertahan di sebagian kalangan masyarakat. Hal ini mencerminkan betapa kuatnya rasa hormat terhadap tradisi yang sudah mendarah daging.

Meskipun larangan menikah di bulan Suro berakar dari mitos dan kepercayaan lama, penting bagi kita untuk menyikapinya dengan bijak. Keberhasilan rumah tangga bukanlah semata-mata ditentukan oleh waktu pelaksanaan pernikahan, melainkan oleh komitmen, komunikasi, dan usaha bersama antara pasangan. Memahami tradisi adalah bentuk penghormatan terhadap budaya, tetapi mempertahankan pola pikir kritis dan rasional juga menjadi bagian dari kearifan dalam menjalani kehidupan modern.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.