KabarBaik.co – Graham Arnold tampak tak sekadar berbicara soal kesiapan timnya: Irak. Jelang laga pembuka putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup B melawan Timnas Indonesia, pelatih tim nasional Irak itu melontarkan kalimat penuh percaya diri yang terasa seperti perang urat saraf.
’’Kami sangat bersemangat untuk pertandingan besok malam,” kata Arnold dalam konferensi pers di Stadion King Abdullah Sport City, Jeddah, Jumat (10/10). “Kalau saya harus memberi nilai pada tim ini, maka saya beri nilai 10. Disiplin para pemain tidak pernah menjadi masalah bagi saya, mereka fantastis, 100 persen.”
Ucapan itu terdengar seperti sinyal psywar, sebuah pesan yang tak hanya ditujukan untuk memompa semangat pemain Irak, melainkan juga untuk menggoyang kepercayaan diri Indonesia. Dengan menilai timnya ’’sempurna”, Arnold seolah menegaskan bahwa Irak datang ke laga ini bukan untuk mencoba peruntungan. Tapi, untuk menang dengan keyakinan mutlak.
Pelatih berusia 62 tahun itu juga menegaskan bahwa Piala Dunia 2026 menjadi obsesi besar bagi Irak. “Kualifikasi Piala Dunia jelas sangat penting, dan sepertinya kami sudah menunggu lama. Tapi kami semua siap sekarang,” ujarnya. Irak memang sudah hampir empat dekade tidak mencicipi putaran final Piala Dunia, terakhir kali pada 1986 di Meksiko, dan Arnold datang membawa ambisi besar untuk mengulang sejarah itu.
Arnold menambahkan bahwa ia merasa beruntung memiliki skuad yang bugar karena mayoritas pemainnya aktif bermain di klub masing-masing. “Hal positif terbesar bagi saya adalah semua pemain banyak bermain sepak bola di klub mereka. Jika saya membandingkan tingkat kebugaran mereka dengan empat bulan lalu ketika saya mulai bekerja di sini, mereka terlihat sangat berbeda,” katanya.
Namun, di balik pernyataan itu, boleh jadi Arnold tengah memainkan strategi psikologis klasik yang sering digunakan sejak melatih timnas Australia. Sebagai pelatih berpengalaman yang membawa Socceroos hingga babak 16 besar Piala Dunia 2022 di Qatar, Arnold dikenal tak hanya sebagai peracik taktik, tetapi juga ahli membangun mental dan kepercayaan diri ekstrem pada timnya, bahkan dengan cara yang terkadang dianggap arogan oleh lawan.
Rekam jejaknya mendukung citra itu. Sebelum menangani Irak, Arnold menorehkan prestasi gemilang bersama klub-klub Australia seperti Central Coast Mariners dan Sydney FC, dengan sejumlah gelar juara A-League. Dia kemudian memimpin Australia sejak 2018 hingga 2024, menjadi pelatih dengan masa jabatan terpanjang dalam sejarah modern Socceroos. Di bawah asuhannya, Australia tampil heroik di Piala Dunia 2022, menyingkirkan Denmark dan Tunisia sebelum akhirnya terjegal kalah tipis 1–2 dari juara dunia Argentina di babak 16 besar.
Setelah mengundurkan diri dari Australia pada 2024, Arnold menerima tantangan baru dari Federasi Sepak Bola Irak pada Mei 2025. Dia ditunjuk untuk membawa ’’Singanya Mesopotamia” kembali ke panggung dunia setelah 39 tahun absen. Dengan segudang pengalaman internasional dan reputasi sebagai pelatih yang disiplin serta keras kepala, Arnold kini menjadikan laga melawan Indonesia sebagai batu loncatan menuju misi besar itu.
Pernyataan ’’nilai 10 dari 10” mungkin terdengar seperti kesombongan, tetapi bagi Arnold, itu adalah bagian dari strategi. Dia tahu betul bagaimana membangun citra tim yang tak bisa dikalahkan, bahkan sebelum peluit pertama berbunyi. Dan, bagi Indonesia, ujian sebenarnya bukan hanya di lapangan, tetapi juga dalam menghadapi tekanan mental dari pelatih yang dikenal lihai memainkan psywar ini. (*)