KabarBaik.co – Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) memanfaatkan momen Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-77 sebagai titik tolak untuk memperkuat kampanye internasional pencak silat. Melalui program bertajuk Silat for the World, IPSI mengintensifkan diplomasi budaya dan olahraga untuk mendorong pencak silat masuk sebagai cabang resmi dalam Olimpiade mendatang, khususnya pada Olimpiade Los Angeles 2028.
Ketua Penyelenggara HUT Ke-77 IPSI, Dwi Sutjipto menegaskan bahwa strategi internasionalisasi pencak silat tidak hanya berfokus pada aspek olahraga, tetapi juga nilai budaya yang melekat pada bela diri asli Indonesia ini.
“Kami ingin dunia mengenal pencak silat sebagai warisan budaya yang hidup, sekaligus olahraga yang kompetitif dan layak tampil di Olimpiade. HUT ke-77 ini kami arahkan sebagai bagian dari kampanye global IPSI melalui kerja sama dengan komunitas internasional,” ujar Dwi di Padepokan Pencak Silat Indonesia, TMII, Jakarta, Sabtu (31/5) petang.
Rangkaian kegiatan peringatan HUT digelar sangat meriah dan mencakup berbagai pertunjukan budaya lintas negara yang melibatkan pesilat dari ASEAN, Eropa, dan Amerika Serikat.
Sebagai bagian dari kampanye global, IPSI juga mengumumkan pembentukan Silat Global Network, sebuah forum komunikasi dan kolaborasi antarperguruan silat dunia yang akan bermarkas di Jakarta. Forum ini diharapkan menjadi wadah pertukaran pelatih, pengembangan kurikulum bersama, dan promosi silat ke komunitas internasional.
IPSI juga menyatakan akan mengajukan proposal resmi kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) melalui jalur penguatan regional di Asia Tenggara dan Asia Tengah, di mana pencak silat telah memiliki basis yang kuat. Dukungan dari negara-negara anggota ASEAN menjadi bagian penting dalam strategi ini.
Penampilan spektakuler dari 1.000 pesilat muda dalam pertunjukan jurus tunggal kolosal menjadi simbol tekad IPSI untuk menyatukan tradisi dan modernitas dalam kampanye global ini.
“Kami tidak bisa hanya berharap. Kita harus bekerja. Melalui kolaborasi, inovasi, dan diplomasi budaya, silat akan terus melangkah ke panggung dunia,” tegas Dwi Sutjipto.
Pencak silat saat ini telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda sejak 2019, dan masuk dalam sejumlah ajang olahraga internasional seperti SEA Games dan Asian Games. Namun, tantangan berikutnya adalah memastikan silat mendapat tempat dalam struktur kompetisi Olimpiade—sebuah pengakuan tertinggi dalam dunia olahraga modern.(*)