Makam Tua di Tengah Sawah: Tempat Perhentian atau Gerbang Penjemput?

oleh -84 Dilihat
makam tua

KabarBaik.co- Di tengah hijaunya hamparan sawah di lereng Gunung Merapi, sebuah makam tua tanpa nama telah lama menjadi pusat misteri dan cerita rakyat yang meresahkan warga sekitar. Dengan batu nisan yang diselimuti lumut tebal tanpa jejak tulisan, makam ini menyimpan teka-teki yang tak kunjung terpecahkan, terutama dengan fenomena aneh api kecil yang tak pernah padam di atas pusaranya setiap malam.

Tidak Terdaftar, Tidak Pernah Kosong

Tak ada yang tahu siapa yang dimakamkan di sana. Tidak ada catatan di kantor desa, tidak ada keluarga yang mengaku berziarah. Tapi anehnya, setiap malam Jumat Kliwon, seseorang selalu meletakkan bunga melati dan segelas air di atas pusara itu. Tidak ada yang melihat siapa yang melakukannya. Keesokan harinya, bunga sudah layu dan airnya habis, seolah memang ada yang menerima.

Pertanda lewat Mimpi

Beberapa warga yang tak sengaja lewat saat malam mengaku bermimpi aneh di malam itu. Mereka bermimpi berada di padang luas, duduk berhadapan dengan seseorang berpakaian serba putih dan berwajah kabur. Sosok itu tak berbicara, hanya menatap dan menunjuk arah yang sama kembali ke makam itu. Ada yang setelahnya sembuh dari penyakit, ada pula yang justru jatuh sakit karena tak menuruti isyarat.

Makam Pemanggil Jiwa

Menurut cerita turun-temurun, makam itu bukan makam biasa. Konon, dulunya adalah tempat peristirahatan seorang resi atau petapa sakti yang menjaga jalur energi bumi di daerah itu. Namun karena lupa diziarahi dan tak ada keturunannya, arwahnya menjadi penjemput mendatangi orang-orang yang berada di ujung ajal, dan menuntun mereka pulang.

Tidak Boleh Diratakan

Pemerintah desa pernah berencana meratakan makam untuk pembangunan irigasi, tapi alat berat selalu mogok setiap kali mendekat. Operator ekskavator bahkan mengaku melihat bayangan seseorang berdiri di tengah sawah meski hujan lebat. Setelah tiga hari gagal, proyek dihentikan, dan makam dibiarkan kembali dikelilingi semak liar.

Kini warga meyakini tempat itu bukan hanya makam, tapi penanda bahwa tidak semua yang mati itu pergi. Sebab di sana, dalam diamnya pusara tanpa nama, ada jiwa yang masih setia menunggu bukan untuk ditemui, tapi untuk diingat.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhammad Rizqi Hidayah
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.