KabarBaik.co – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Gresik resmi membuka penjaringan bakal calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) untuk Pilkada 2024.
Pembukaan penjaringan ini ditandai dengan dialog publik yang mengusung tema ‘Tantangan Kepemimpinan Daerah’, Minggu (28/4). Kendati menjadi partai pemenang Pileg 2024 dengan 14 kursi DPRD Gresik, PKB tetap membuka pintu bagi calon-calon potensial untuk maju Pilkada 2024.
Ketua DPC PKB Gresik Much Abdul Qodir menjelaskan, penjaringan ini sesuai dengan instruksi DPP PKB. Pihaknya berharap Pilkada tidak hanya sebatas momentum pesta demokrasi saja, namun lebih jauh PKB ingin menghadirkan tokoh-tokoh terbaik untuk membawa perubahan di Kabupaten Gresik.
Dijelaskan, dialog publik ini dimaksudkan untuk melibatkan rumpun politik yang selama ini menjadi kekuatan PKB dalam rekrutmen kepemimpinan melalui mekanisme partai.
”PKB melihat banyaknya problem di Kabupaten Gresik contohnya serapan tenaga kerja. Kami di DPRD telah menginisiasi perda-perda yang berhubungan dengan investasi dan ketenagakerjaan. Tinggal eksekusinya yang menjadi ranah eksekutif,” kata Qodir.
Karena itu, penting bagi PKB menjaring tokoh yang akan maju pada pilkada serentak 2024 untuk mengatasi problematika rakyat tersebut. Termasuk permasalahan di bidang-bidang lain seperti pendidikan, kesehatan, pangan hingga infrastruktur.
“Pada level pileg kemarin, syukur atas capaian PKB pada pileg 2024 yang mampu menambah suara dan kursi, sebagai modal dalam pilkada untuk melahirkan pemimpin yang kompeten,” imbuh Qodir.
Qodir menyampaikan, dialog serupa akan berlanjut ke seluruh wilayah kecamatan untuk membicarakan hal-hal yang dibutuhkan masyarakat. “Hasilnya, segala bentuk aspirasi akan menjadi rekomendasi yang dititipkan kepada kader terbaik yang mendapat rekomendasi dari PKB dalam Pilkada serentak 2024,” tutupnya.
Salah satu narasumber, Guru Besar Politik Islam UIN Sunan Ampel Prof. Abdul Chalik mengetengahkan, PKB harus berani mengambil peran politik yang lebih menentukan di Kabupaten Gresik.
Bukan tanpa alasan, PKB setiap pemilu legislatif selalu menjuarai perolehan kursi DPRD. Bahkan, tanpa koalisi pun bisa mengusung calon sendiri karena mengantongi 20 persen kursi legislatif.
“PKB di Gresik di luar jamaknya Parpol Pemenang Pemilu, harusnya tidak membuka pendaftaran. Tapi reorientasi (dialog) ini menarik, karena PKB sangat kompromistis dengan membuka pendaftaran cakada (calon kepala daerah),” tutur Professor Abdul Chalik.
Dikatakan, dengan posisinya sebagai pemenang pileg, variabel logistik politik tidak menjadi pertimbangan utama dalam menentukan calon yang akan diusung. “Namun itu menjadi tantangan setiap partai politik dalam proses kandidasi kepemimpinan,” tegas Chalik.