KabarBaik.co – Keluarga karyawan Rose Brand di Jember bernama Febri, 24 tahun, yang ditemukan tewas di dalam kamar mess menyatakan bahwa korban sengaja diminta bermalam karena ada audit dugaan kasus korupsi di perusahaan.
Ditemui di kediaman Febri di Perumahan Taman Bambu, Kelurahan Wirolegi, Kecamatan Sumbersari, Jember, kakak korban, Bambang mengatakan ia mendapat informasi jika adanya temuan dugaan korupsi yang dilakukan oleh kepala gudang.
“Karena Febri pernah cerita ke keluarga, di tempat kerjanya ada audit dan ia sendiri merupakan salah satu saksi,” ungkapnya, Sabtu (23/8).
Karena ada audit itulah, lanjut Bambang, adiknya diminta menginap di tempat kerjanya.
“Auditnya minta gak boleh pulang gara-gara ada masalah itu, kayak korupsi itu sudah kepala gudangnya. Febri mungkin diperiksa juga, pastinya,” kata Bambang.
Pria yang juga bekerja di perusahaan yang sama itu mengatakan jika bapaknya sempat bercerita jika adiknya itu sempat video call dengan orang tua dan tunangannya.
“Semalam video call sama bapaknya, senang dan masih ceria. Bapak cerita tadi, sempat video call,” katanya.
Sepengetahuanya, untuk malam pertama adiknya menginap dengan Noval, teman kerjanya. Namun malam kedua, sebelum ditemukan tewas, Noval menginap di luar mess.
“Malam itu tidur sendirian dan sempat duduk-duduk depan mess, main HP chattingan sama tunangannya mungkin,” jelasnya.
Bambang mengungkapkan, sebelum kejadian, selain adiknya ada juga yang bermalam di mess lain perusahaan Rose Brand tersebut yakni kepala gudang. Mess-nya berdampingan dengan korban. Istri karyawan di mess belakang, juga Satpam yang piket malam itu.
“Yang nginep di sana, Pak Bagus kepala gudang, mess ujung istrinya karyawan, satpam juga ada,” bebernya.
Kakak korban pun merasa ada kejanggalan dengan tewasnya korban, di mana saat kejadian ia melihat adiknya yang kondisi tewas duduk bersandar ke tembok.
“Saya masuk, Febri sudah kayak gitu, bersandar duduk di bawah. Masih keikat lehernya dengan tali. Rumornya gantung diri, otomatis kan tidak menyentuh tanah (lantai) korbannya. Itu posisi lidah menjulur keluar, tapi posisi duduk bersandar. Pastinya itu dijerat, tapi entah siapa,” urainya.
Keluarga korban berharap, Polisi bisa mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi agar ketemu nanti kebenarannya seperti apa. “Pastinya, minta keadilan atau diusut tuntas. Karena merasa janggal,” tegasnya. (*)