Merdeka Copper Gold Gandeng Komunitas Masyarakat Banyuwangi Kelola Sampah Domestik

oleh -233 Dilihat
IMG 20250228 WA0025
Pengelolaan sampah yang dilakukan kelompok PEGA di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi

KabarBaik.co – PT. Merdeka Cooper Gold membangun kemitraan dengan Komunitas Masyarakat dalam mengelola sampah domestik yang dihasilkan dari operasional perusahaan. Salah satunya adalah Komunitas Pemuda Etan Gladak (PEGA) di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesangaran Banyuwamgi.

Kemitraani ini, sudah terbangun sejak 8 tahun silam dan menjadi wujud tanggung jawab dan komitmen perusahaan terhadap kelestarian lingkungan berkelanjutan sebagai bentuk kepatuhan perusahaan terhadap Undang Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Oleh karenanya, MDKA melalui anak perusahaannya yakni PT Bumi Suksesindo (PT BSI) yang mengelola Tambang Emas Tujuh Bukit bekerjasama dengan masyarakat lokal yakni PEGA dalam mendaur ulang limbah. Selain untuk lingkungan berkelanjutan, hasil olahan sampah diharapkan juga menambah ekonomi bagi masyarakat.

Sundarianto, Ketua PEGA mengatakan bentuk kerjasama dan pembinaan yang dilakukan adalah pengumpulan dan pengelolahan sampah organik dari sisa hasil olahan catering PT BSI serta sampah warga dari desa lingkar tambang yaitu Pesanggaran dan Siliragung.

Sampah yang terkumpul diolah dan diurai hingga menjadi produk maggot kering (larva lalat hitam) dan pupuk cair. Maggot berprotein tinggi ini dapat digunakan sebagai pakan ternak sedangkan pupuk cair dapat menyuburkan tanaman.

“Kegiatan inovasi pengelolaan sampah ini, tidak hanya menghasilkan keuntungan ekonomi tetapi juga sekaligus menjadi jawaban bagi warga yang selama ini sulit mengolah gunungan sampah yang tidak terkelola dengan baik. Hingga kini, PEGA terus aktif mengelola sampah sekitar 20 ton tiap bulan,” kata dia.

Tahun lalu kelompok ini berhasil mengolah sampah lebih dari 271 ton. Maggot serta turunan produk sampah organik pun juga sudah kontinu dipasarkan.

“Harga jual maggot 6.000 rupiah per kilogram dan pupuk cair 7.000 rupiah per liter. Bahkan, PEGA pernah diundang ke Australia untuk studi pengelolaan sampah,” kata dia.

Selain PT. BSI, MDKA juga menerapkan program pengelolaan sampah domestik di seluruh anak perusahaan lainnya salah satunya PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), anak perusahaan MDKA di bawah naungan PT Merdeka Battery Materials, Tbk (IDX:MBMA) di Morowali, Sulawesi Tengah. Di sana terapkan prinsip-prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan.

Head of Corporate Communications Merdeka, Tom Malik mengatakan bahwa pengelolaan limbah di seluruh area anak perusahaan berdasarkan prinsip mitigasi untuk mencegah dan minimalisasi dampak yang berasal dari limbah operasi.

Pengelolaan limbah dan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tidak hanya karyawan tapi juga warga sekitar terhadap lingkungan yang berkelanjutan.

“Merdeka selalu berkomitmen terhadap pengelolaan lingkungan dan melibatkan masyarakat di sekitar tambang. Kami bersinergi untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat kembali,” jelas Tom.

Melalui langkah-langkah strategis ini, MDKA dan seluruh anak perusahannya berambisi untuk membangun masa depan yang berkelanjutan, dengan menghadirkan inovasi dan nilai tambah bagi industri pertambangan Indonesia.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.