KabarBaik.co- Pada momen Agustusan ini, seharusnya Diva Febriani, 15, berdiri gagah di lapangan, mengenakan seragam putih Paskibraka, mengibarkan bendera merah putih di peringatan Hari Kemerdekaan. Namun, mimpi itu tak pernah terwujud. Gadis ceria itu ditemukan tewas mengenaskan. Terkubur di lubang bekas galian perkebunan kelapa sawit.
Jasad Diva ditemukan setelah dua hari pencarian intensif oleh keluarga, warga, TNI, dan polisi. Sebagian tubuhnya tertimbun tanah, kepalanya ditutup ember bekas. Suasana di lokasi berubah haru-biru. Keluarga histeris, beberapa warga yang ikut membantu mengevakuasi jasadnya tampak tak kuasa menahan air mata.
Bagi mereka, Diva bukan sekadar siswi SMA. Selama ini, dia dikenal sebagai gadis yang aktif, ceria, dan penuh semangat yang baru saja dipercaya untuk menjadi bagian dari upacara sakral kemerdekaan. Karena itu, kepergiannya yang tragis mengguncang hati warga Madina.
Sebelum kabar duka tersebut datang, linimasa media sosial sempat dipenuhi tangisan pilu ibunda Diva. Dalam rekaman video yang viral, sang ibu yang tampak mengenakan jilbab hitam, menahan air mata sambil memanggil nama putrinya yang hilang sepulang latihan Paskibraka, Selasa (29/7).
“Diva ini mamak dek, di mana kau dek? Mamak kangen lho dek. Mamak tunggu di rumah dek. Kalau ada masalah kita selesaikan dek. Kalau HP mu hilang, kita beli lagi dek, di Natal banyak. Pulang ya dek, mamak kangen ini lo,” ucapnya lirih, penuh harap.
Sayangnya, panggilan rindu itu tak pernah berbalas. Ketika jasad Diva ditemukan, harapan ibunya untuk memeluk putri kesayangannya kembali runtuh seketika. Di lokasi penemuan, suara tangisan keluarga bercampur dengan lirih doa warga yang ikut menyaksikan. Banyak yang tak kuasa membayangkan seorang gadis yang baru belajar mengejar mimp itui harus berakhir tragis di tangan orang yang dikenalnya sendiri.
Pengejaran dan Penangkapan Pelaku
Keesokan harinya, Jumat (1/8) sekitar pukul 08.55 WIB, polisi bergerak cepat. Tim gabungan Polres Madina dan TNI menangkap Yunus, 25, warga satu desa dengan Diva. Pelaku bersembunyi di rumah kerabatnya di Desa Bonda Kase, Kecamatan Natal.
Penangkapan itu berlangsung dramatis. Dalam rekaman video yang viral, tampak aparat harus berbasah-basahan di bawah hujan mengepung lokasi persembunyian. Warga sekitar yang sudah geram terus memantau dari kejauhan, sementara polisi segera menggiring pelaku ke mobil patroli demi mencegah amukan massa.
Kasat Reskrim Polres Mandailing Natal AKP Ikhwanuddin Nasution kepada media mengungkapkan dugaan motif pelaku. “Pelaku diduga berniat merampas sepeda motor korban dan mencabuli korban. Namun, saat korban melawan, pelaku panik dan kemudian menganiaya korban hingga meninggal dunia. Setelah itu, korban dikubur untuk menghilangkan jejak,” jelasnya.
Kini, Yunus telah mengakui perbuatannya dan mendekam di sel tahanan Polres Madina. Polisi berencana menjeratnya dengan pasal berlapis sesuai tindak pidana yang dilakukan, termasuk pencabulan, perampokan, dan pembunuhan.
Bagi keluarga, kehilangan Diva adalah luka yang tak tergantikan. Rumah yang dulu ramai oleh tawa remaja ceria itu kini sunyi. Di Desa Sikara-kara IV, banyak tetangga masih tak percaya gadis yang selalu menyapa ramah itu kini telah tiada.
Pun begitu dengan teman-teman Paskibraka, kursi yang biasanya ditempati Diva saat latihan menjadi simbol kehilangan. Bagi warga Madina, peristiwa ini adalah pengingat pahit bahwa di balik berita kriminal, selalu ada air mata seorang ibu, ada keluarga yang patah hati, dan ada mimpi seorang anak bangsa yang terkubur sebelum sempat diwujudkan.
Kini, yang tersisa hanyalah kenangan. Diva Febriani, gadis yang bercita-cita mengibarkan bendera merah putih di Hari Kemerdekaan, telah pergi untuk selamanya. (*)