KabarBaik.co- Tim voli putri Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia tengah menghadapi misi sulit. Bahkan, mungkin terbilang mission impossible untuk dapat terus melangkah ke babak grand final Proliga 2025. Kekalahan menyakitkan atas Pertamina Enduro dengan skor 3-2 di laga seri Solo, kemarin (2/5), membuat jalan teramat terjal bagi Megawati Hangestri Pertiwi dkk menuju partai puncak.
Di pertandingan pamungkas final four sore nanti (3/5), pukul 16.00 WIB, Gresik Petrokimia akan menghadapi Jakarta Electric PLN. Tim yang di ujung seri bangkit mengejutkan, sukses menumbangkan Popsivo Polwan. Nah, untuk menjaga asa ke grand final, Gresik Petrokimia harus menang meyakinkan dengan skor 3-0 atau 3-1. Dengan demikian, poin akhir Gresik Petrokimia adalah 9.
Sayangnya, kemenangan atas Electric PLN itu saja tidak cukup. Gresik Petrokimia juga harus berharap Pertamina Enduro kembali meraih kemenangan atas Popsivo Polwan di laga penutup lainnya yang digelar Minggu (4/5) besok. Jika skenario ini terjadi, maka Gresik Petrokimia berpeluang lolos ke grand final dengan kembali berjumpa Pertamina Enduro dan berkesempatan melakukan revans atas kekalahan di Solo.
Namun, jika Popsivo Polwan yang menang atas Pertamina Enduro, maka mimpi Gresik Petrokimia untuk menuju tangga grand final dipastikan akan terkubur dalam-dalam. Sebab, kalau Popsivo Polwan menang, maka akan meraih minimal 10 poin. Unggul atas Gresik Petrokimia. Sedangkan bagi Pertamina Enduro sendiri dipastikan ke final karena sudah meraih 10 poin. Jadi, kalah memang tidak berpengaruh.
Tentu saja, tidak mudah bagi Gresik Petrokimia untuk dapat menaklukkan Electric PLN. Apalagi, Electric PLN juga masih memiliki kans besar untuk dapat menembus partai grand final. Kalau menang 3-0 atau 3-1 atas Gresik Petrokimia, Electric PLN dipastikan mengunci satu tiket grand final menyusul Pertamina Enduro dengan poin akhir 11.
Di laga melawan Pertamina Enduro kemarin, sebetulnya Megawati dkk sudah unggul pada dua set awal. Skor 2-0. Hanya butuh satu set lagi menang, maka jalan menuju ke grand final pun benderang. Eh, mendadak di laga set ketiga hingga kelima, permainan mereka terasa ada yang aneh. Sering terjadi error. Baik serangan, blok hingga servis. Apakah ada faktor nonteknis? Entahlah.
Yang jelas, pada laga seri Solo kemarin, suasana Stadion Sritex Solo juga terasa lebih bergemuruh. Maklum, hari itu merupakan debut bagi Megatron—julukan Megawati Hangestri—setelah resmi bergabung dengan Gresik Petrokimia. Di dua seri sebelumnya, Kediri dan Semarang, Megawati belum dimainkan karena masih proses pemulihan setelah menjalani laga final bersama Red Sparks Korea Selatan. Megawati nenjadi magnet.
Akankah ada keajaiban bagi Gresik Petrokimia? Yang sudah bertahun-tahun gagal membawa pulang juara untuk Jawa Timur? Diketahui, sejak Proliga tahun 2002, tim Jakarta Elektrik PLN paling banyak meraih juara. Yakni, 6 gelar juara (2004, 2009, 2011, 2015, 2016, 2017). Disusul Bandung BJB Tandamata 4 gelar juara (2003, 2006, 2022, 2023), Jakarta Popsivo Polwan 3 gelar juara (2012, 2013, 2019).
Kemudian, Jakarta Pertamina Energi 2 gelar juara (2014, 2018), Surabaya Bank Jatim 2 gelar juara (2007, 2008), Jakarta BNI Taplus 2 gelar juara (2005, 2010), Jakarta Monas 1 gelar juara (2002), Jakarta BIN1 gelar juara (2024). Adapun Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia, meskipun belum pernah meraih gelar juara, telah 6 kali menjadi runner-up (2002, 2003, 2004, 2006, 2007, 2022). (*)