Mitigasi Banjir, Bupati Banyuwangi Tinjau Kawasan Hulu

oleh -377 Dilihat
IMG 20241218 WA0017
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani saat meninjau kawasan Erek-erek.

KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi serius melakukan mitigasi pencegahan bencana di musim penghujan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah peninjauan kawasan hulu.

Peninjauan ini dilakukan langsung oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani bersama Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD), Rabu (18/12).

Setidaknya ada 3 titik hulu yang dikunjungi. Diantaranya Pelepasan kawasan hutan di sekitar Erek-erek, Perkebunan Lidjen dan Perkebunan Kalibendo.

“Tiga kawasan ini menjadi perhatian kami karena saat ini sudah masuk musim penghujan. Jadi kami harus sudah memitigasi risiko bencana banjir,” kata Ipuk.

Kawasan Erek-erek memiliki resiko banjir sebab kawasan itu menjadi area pembangunan sutet Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikelola oleh PT Medco Cahaya Geothermal.

Persoalan timbul karena kayu tebangan pembukaan lahan untuk Sutet masih belum disingkirkan sehingga berpotensi menghambat aliran air. Pun juga berpotensi terbawa aliran.

Ipuk mengatakan, pihak Perhutani dan Medco siap duduk bersama untuk menindaklanjuti hasil peninjauan itu. Pihak perusahaan rencananya akan menyingkirkan kayu tebangan agar tak menghambat aliran air. Sementara pihak Perhutani akan turut mengawasinya.

“Kami minta segera dilakukan tadi sudah ada evaluasi, pihak Medco siap menindaklanjuti bersama Kehutanan,” katanya.

Sementara hasil di kawasan Perkebunan, Ipuk menyebut banyak ditemukan pembukaan lahan baru dan perubahan fungsi tanaman.

Ipuk mengatakan, pembukaan lahan dan perubahan fungsi tanaman dilakukan tanpa adanya izin dari dinas terkait. Padahal, perubahan itu membuat tanah terbawa ke sungai. Hal tersebut dinilai akan memperbesar peluang banjir.

Ipuk menyebut tanda-tandanya sudah mulai muncul. Hal itu terlihat pada aliran air hilir di Kampung Anyar keruh yang menandakan adanya tanah yang terbawa.

“Kami minta dinas untuk memetakan ini. Karena belum ada izin dari pemda, dinas juga telah memberikan teguran pertama. Tapi hingga saat ini belum ada klarifikasi maupun jawaban,” lanjut Ipuk.

Ipuk mengatakan, pihaknya ingin memastikan agar kawasan hulu aman dari risiko banjir. Sehingga warga Banyuwangi yang berada di sekitar kawasan aliran sungai dan hilir bisa terhindar dari ancaman banjir bandang.

Kepala KPH Banyuwangi Barat Muchlisin mengatakan, soal penanganan dari kawasan pembangunan sutet menjadi kewenangan PT Medco.

Perhutani, kata dia, sudah meminta agar perusahaan mengeluarkan kayu-kayu bekas tebangan di hutan produksi. Hal itu agar tidak memunculkan masalah sosial maupun lingkungan.

Ia menyebut, pembersihan kayu bekas tebangan di hutan produksi telah mencapai 95 persen.

“Untuk di hutan lindung juga sama langkah-langkahnya. Hanya saja, bekas tebangan tidak bisa dimanfaatkan karena hutan lindung. Yang penting bagaimana agar kayu-kayu itu tidak menutup saluran air sehingga menyebabkan banjir,” kata dia.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.