KabarBaik.co- Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan budaya, tradisi, dan kepercayaan turun-temurun. Di tengah beragamnya cerita rakyat dan petuah leluhur, ada satu mitos yang cukup populer di kalangan masyarakat khususnya di lingkungan keluarga Jawa yakni, “perempuan yang menyapu rumah tidak bersih akan berjodoh dengan pria brewokan.” Meski terdengar lucu atau bahkan aneh, mitos ini kerap disampaikan oleh orang tua kepada anak perempuan mereka sejak dini. Tapi, apakah benar menyapu asal-asalan bisa memengaruhi jodoh seseorang?
Asal Usul dan Makna di Balik Mitos
Mitos ini muncul sebagai bagian dari budaya lisan yang sarat makna simbolis. Kepercayaan ini menyebutkan bahwa perempuan yang tidak membersihkan rumah dengan baik akan berakhir memiliki pasangan dengan brewok lebat—seolah-olah menjadi “hukuman” atas kelalaian dalam menjaga kebersihan.
Namun, jika ditelaah lebih dalam, mitos ini bukanlah ramalan yang harus dipercaya mentah-mentah. Sebaliknya, ia berfungsi sebagai bentuk pendidikan karakter. Lewat cara yang ringan dan mudah diingat, para orang tua berusaha mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya kebersihan, kerapian, dan tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.
Gugon Tuhon: Cara Orang Jawa Menanamkan Nilai Hidup
Dalam tradisi Jawa, mitos seperti ini termasuk dalam “gugon tuhon”—yakni petuah atau kepercayaan yang dipercaya membawa dampak tertentu jika dilanggar. Gugon tuhon bukan hanya soal pantangan, tapi juga sarana penyampaian nilai moral, yang kadang dikemas dalam bentuk simbolik atau metaforis.
Tiga bentuk utama gugon tuhon, antara lain:
- Gugon Tuhon Kang Salugu: Nasihat langsung dari orang tua kepada anak-anak mereka.
- Wasita Sinandi: Petuah yang disampaikan secara tersirat, memerlukan pemahaman makna tersembunyi.
- Pepali atau Wewaler: Pantangan yang sebaiknya tidak dilakukan demi menjaga keselamatan dan keharmonisan hidup.
Mitos menyapu tidak bersih jelas masuk dalam kategori ini. Ia bukan hanya soal bersih atau tidak bersih, tapi juga bagaimana seseorang belajar bertanggung jawab atas lingkungan dan kebiasaan hidupnya.
Relevansi di Zaman Sekarang
Di era modern yang serba rasional, banyak orang mulai mempertanyakan kebenaran mitos-mitos semacam ini. Tidak sedikit pula yang menganggapnya sekadar cerita lucu dari masa lalu. Namun jika melihat dari sisi nilai yang dikandung, pesan moralnya masih sangat relevan.
Kebersihan bukan hanya soal estetika, tapi juga kesehatan dan kepribadian. Rumah yang bersih mencerminkan penghuni yang peduli dan bertanggung jawab. Mitos ini, walau terdengar mengada-ada, sebenarnya mengingatkan pentingnya menjaga kebiasaan positif sedari kecil. Mitos “menyapu tidak bersih akan dapat suami brewokan” mungkin terdengar kocak di telinga generasi sekarang. Tapi di balik keunikannya, tersimpan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga kebersihan, disiplin, dan tanggung jawab. Alih-alih memercayainya secara harfiah, kita bisa melihatnya sebagai bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara kreatif. Dengan begitu, mitos ini tetap hidup sebagai pengingat nilai-nilai baik dalam kehidupan, bukan sekadar cerita kosong yang menakut-nakuti anak-anak.