KabarBaik.co – Keluhan sepeda motor mendadak brebet atau mogok usai diisi bahan bakar jenis Pertalite makin sering terdengar di berbagai daerah. Fenomena ini bukan hanya bikin jengkel pengendara, tapi juga memaksa mereka merogoh kocek lebih untuk servis tambahan.
Pemilik bengkel di Kecamatan Jogoroto, Jombang, Davin, mengaku dalam beberapa hari terakhir banyak pelanggan datang dengan keluhan serupa.
“Dalam satu hari kemarin ada lima motor, keluhannya sama, brebet, mogok, dan bensinnya bau aneh,” ujarnya, Rabu (29/10).
Menurut Davin, ada beberapa faktor teknis yang membuat motor brebet usai diisi Pertalite, mulai dari kualitas bahan bakar yang tidak konsisten hingga kontaminasi air di tangki penyimpanan SPBU.
1. Kualitas Pertalite Tak Konsisten
Pertalite memiliki angka oktan (RON) 90, lebih rendah dibanding Pertamax (RON 92) atau Pertamax Turbo (RON 98). Mesin modern dengan rasio kompresi tinggi, seperti motor injeksi (10:1 ke atas), membutuhkan bahan bakar beroktan tinggi agar pembakaran sempurna.
“Kalau diisi Pertalite, pembakarannya sering tidak pas waktunya. Akibatnya muncul gejala brebet, tenaga drop, atau suara ngelitik,” jelas Davin.
Solusi: Gunakan bahan bakar sesuai spesifikasi mesin. Untuk motor berkompresi tinggi, sebaiknya isi Pertamax atau setara. Hindari mencampur dua jenis BBM berbeda di tangki.
2. Pertalite Tercampur Air
Air bisa masuk ke tangki SPBU akibat kebocoran atau kelembapan tinggi. Karena air lebih berat dari bensin, ia mengendap di dasar tangki dan tersedot saat pengisian.
“Kalau air ikut masuk ke ruang bakar, bisa bikin mesin misfire, tersendat, bahkan mogok,” ujarnya.
Solusi: Hindari mengisi BBM saat hujan deras atau ketika SPBU baru menerima pasokan. Jika motor tiba-tiba brebet, segera kuras tangki dan bersihkan karburator atau injektor.
3. Endapan dan Kontaminan di Tangki SPBU
Tangki penyimpanan yang jarang dibersihkan bisa menimbulkan endapan atau gum akibat oksidasi bensin. Zat seperti getah ini bisa menyumbat filter dan saluran bahan bakar.
“Kalau filter tersumbat, suplai bahan bakar ke mesin tidak konstan. Saat digas, motor brebet,” jelasnya.
Solusi: Rutin bersihkan filter dan injektor minimal setiap tiga bulan sekali. Pilih SPBU resmi dengan sirkulasi penjualan tinggi agar bensin tidak lama mengendap.
4. Campuran Udara dan BBM Tidak Ideal
Pertalite mengandung hidrokarbon ringan seperti butana dan pentana yang mudah menguap. Pada suhu panas atau tekanan rendah, bensin bisa terlalu ‘kaya’ (rich mixture), sedangkan jika tercampur air menjadi terlalu ‘miskin’ (lean mixture). Keduanya membuat mesin tidak stabil.
Solusi: Periksa sistem intake dan saringan udara secara berkala agar rasio udara bahan bakar (AFR) tetap ideal.
5. Mesin Injeksi Lebih Sensitif
Motor injeksi menggunakan sistem kontrol elektronik (ECU) yang menyesuaikan bahan bakar dan udara berdasarkan data sensor. Ketika kualitas BBM tidak stabil, ECU butuh waktu menyesuaikan.
“Kalau kadar air tinggi atau oktan rendah, ECU bisa gagal membaca data. Mesin jadi brebet, bahkan mati mendadak,” terang Davin.
Solusi: Gunakan BBM beroktan minimal RON 92. Jika motor masih sering brebet setelah ganti bahan bakar, lakukan reset ECU di bengkel resmi.
Fenomena motor brebet usai diisi Pertalite kini jadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak pengendara berharap pemerintah memperhatikan kembali kualitas bahan bakar agar tetap stabil dan aman digunakan. (*)






