KabarBaik.co – Musim hujan yang tengah berlangsung memicu lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di berbagai wilayah, termasuk Kabupaten Gresik. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik, dr. Puspita Wardani, menyampaikan bahwa kasus DBD mengalami peningkatan dalam dua bulan terakhir.
“Pada bulan November 2024 tercatat ada 21 kasus DBD, namun angka ini melonjak menjadi 41 kasus pada Desember 2024,” ungkap dr. Puspita Wardani saat ditemui pada Rabu (8/1). Kenaikan nyaris dua kali lipat ini menunjukkan perlunya langkah-langkah preventif yang lebih efektif, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Menurut dr. Puspita, musim penghujan menjadi momen krusial bagi perkembangan nyamuk penyebab DBD, yaitu Aedes Aegypti. Nyamuk ini memanfaatkan genangan air yang muncul akibat hujan sebagai tempat bertelur dan berkembang biak.
“Telur nyamuk sebenarnya bisa bertahan dalam kondisi kering. Begitu ada genangan air saat musim hujan, telur-telur ini menetas dan berkembang menjadi nyamuk dewasa. Hal ini yang menyebabkan peningkatan kasus DBD sering terjadi di musim hujan,” jelasnya.
Dinkes Kabupaten Gresik telah melakukan berbagai langkah untuk menekan angka kasus DBD. Salah satunya adalah program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang melibatkan masyarakat untuk melakukan 3M: menguras, menutup, dan mendaur ulang.
“Kami juga telah memberikan surat kepada bupati Gresik terkait kenaikan kasus DBD pada Desember lalu,” tambah dr. Puspita. Selain itu, Dinkes juga membagikan bubuk abate secara gratis kepada masyarakat untuk membunuh jentik nyamuk di tempat-tempat penampungan air.
Namun, dr. Puspita menekankan bahwa PSN tidak bisa dilakukan hanya saat musim hujan. “PSN harus menjadi kegiatan yang berkelanjutan. Jika hanya dilakukan satu atau dua kali, hasilnya tidak akan maksimal. Idealnya, langkah pencegahan sudah dimulai sebelum musim hujan tiba,” tegasnya.
Selain upaya dari pemerintah, dr. Puspita juga mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada dan aktif melakukan pencegahan di lingkungan masing-masing. “Genangan air bersih yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah, seperti tempat penampungan air atau wadah makanan burung, sering menjadi sarang nyamuk. Oleh karena itu, penting untuk memantau dan membersihkan tempat-tempat tersebut secara rutin,” ujarnya.
Puspita juga menyarankan masyarakat untuk memaksimalkan penerapan 3M. Langkah ini dinilai efektif mencegah perkembangbiakan nyamuk DBD.
Meningkatnya kasus DBD di Kabupaten Gresik menjadi pengingat bahwa ancaman ini bisa terus berlanjut selama musim hujan belum berakhir. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menekan laju penyebaran DBD.
Dengan langkah pencegahan yang tepat dan konsisten, dr. Puspita optimistis angka kasus DBD di Gresik dapat ditekan. “Kesadaran bersama sangat penting untuk mencegah wabah DBD meluas,” tutupnya.
Musim hujan memang membawa berkah, tetapi juga ancaman serius seperti DBD. Jangan lengah, lakukan langkah preventif mulai dari lingkungan terdekat untuk menjaga kesehatan keluarga dan masyarakat sekitar. (*)