KabarBaik.co – Masyarakat Kota Batu diminta mewaspadai serangan sejumlah penyakit saat cuaca ekstrem di musim penghujan kali ini. Di antaranya demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya yang ditemukan hingga puluhan kasus pada warga Kota Batu.
Pada awal Januari sampai 23 Februari 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mencatat temuan kasus DBD sebanyak 22 kasus. Artinya, bahwa temuan ini menjadi perhatian agar tidak semakin menyebar. Temuan tersebut juga menunjukkan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat menjadi faktor penting untuk mengatasi DBD.
”Apalagi dengan kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, hujan dan panas ini meningkatkan risiko nyamuk penyebar virus dengue berkembang biak cepat. Maka dari itu kewaspadaan terhadap kasus DBD harus ditingkatkan,” kata Susana saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (23/2).
Untuk menekan DBD, lanjut Susana, Dinkes Kota Batu melalui seluruh puskesmas terus berupaya melakukan upaya pencegahan dan pengendalian dengan berbagai cara. Di antaranya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk waspada terhadap DBD dalam kegiatan lapangan maupun melalui media sosial.
Selain itu, Dinkes Kota Batu juga menyediakan abate atau pestisida yang digunakan untuk membasmi jentik nyamuk penyebab DBD. Masyarakat bisa memperoleh abate dengan menghubungi pihak puskesmas atau pihak desa dan kelurahan terdekat.
“DBD adalah penyakit yang sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim dan lingkungan. Di musim hujan dan pancaroba adalah kondisi ideal nyamuk sebagai penular virus berkembang biak” ujarnya.
Susana mengungkapkan, selain DBD, Dinkes Kota Batu juga menemukan ada 8 kasus chikungunya yang ada di Desa Giripurno, RT47 RW 7, Kecamatan Bumiaji. “Penyakit yang juga ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti ini memiliki gejala khas, seperti mengalami nyeri dan bengkak pada persedian,” tandasnya. (*)