Pecel Pitik, Menu Tradisional Penutup Ritual Barong Ider Bumi

oleh -186 Dilihat
IMG 20250402 WA0025
Kuliner Pecel Pitik memiliki keistimewaan tersendiri.

KabarBaik.co – Ritual adat Barong Ider Bumi di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi rampung digelar pada Selasa (1/4) kemarin. Agenda ditutup dengan selamatan yang digelar di pinggir jalan kampung.

Dalam selamatan ini, hidangan khas yang selalu hadir adalah Pecel Pitik. Menu itu adalah kuliner sakral khas Banyuwangi yang menjadi suguhan wajib dalam setiap upacara adat Suku Osing.

Kuliner Pecel Pitik memiliki keistimewaan tersendiri. Meski namanya mengandung kata “pecel”, hidangan ini berbeda dari pecel pada umumnya yang berbahan dasar bumbu kacang. Pecel Pitik menggunakan ayam kampung muda sebagai bahan utamanya.

Ayam kampung tersebut dipanggang secara utuh di perapian hingga matang, kemudian disuwir-suwir dan dibumbui dengan berbagai rempah seperti kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, dan gula. Seluruh bumbu tersebut dicampur dengan parutan kelapa muda, menciptakan cita rasa khas yang unik dan lezat.

Ketua adat Suku Using Desa Kemiren, Suhaimi, menjelaskan bahwa Pecel Pitik bukan sekadar makanan. Pecel Pitik juga memiliki makna filosofis mendalam.

Nama Pecel Pitik berasal dari filosofi “kang diucel-ucel saben dinane ingkang apik”, yang bermakna bahwa segala sesuatu yang dilakukan warga harus mengarah pada hal yang baik.

“Artinya bahwa apa yang dilakukan warga akan mengarah pada sesuatu yang layak atau hal yang baik,” ungkap Suhaimi.

Pecel Pitik biasanya disajikan bersama nasi putih berbentuk tumpeng, yang melambangkan harapan untuk mengangkat derajat manusia. Beberapa penyajian juga dilengkapi dengan tumpeng serakat, yaitu tumpeng yang berisi berbagai sayur mayur matang sebagai pelengkap.

Dalam proses pembuatannya, ada aturan khusus yang harus dipatuhi. Orang yang memasak Pecel Pitik diyakini tidak boleh banyak berbicara. Selain itu, memasak harus dilakukan dalam keadaan suci, dan makanan tidak boleh dicicipi sebelum ritual adat atau selamatan dimulai.

“Seiring perkembangan zaman, Pecel Pitik semakin sulit ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kini, hidangan ini lebih sering muncul dalam festival budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah atau di beberapa rumah makan yang tersebar di sekitar Desa Kemiren,” terangnya.

Sebagai informasi, Pecel Pitik sejak November 2023 lalu, resmi mendapat surat pencatatan inventarisasi kekayaan intelektual komunal (KIK) dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Pengakuan ini menjadi langkah penting dalam melestarikan warisan kuliner khas Banyuwangi agar tetap dikenal oleh generasi mendatang. Dengan segala nilai historis dan filosofisnya, Pecel Pitik bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga simbol budaya dan identitas masyarakat Using yang terus dijaga dan diwariskan.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.