KabarBaik.co — Komitmen Gresik untuk memperkuat layanan pendidikan inklusif mendapat dukungan global. Kunjungan delegasi Universitas Melbourne ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Gresik, Rabu (30/4), menjadi babak lanjutan dari kerja sama internasional yang telah berjalan sejak 2012 lalu.
Di ruang yang hangat oleh semangat inklusi, hadir sejumlah tokoh penting. Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik S. Hariyanto, serta Nyilo Purnami dari Universitas Airlangga, turut mendampingi rombongan akademisi dari Australia yang di antaranya adalah dosen Audiologi Dani Tomlin, dosen Fisioterapi Aiden Smart, dan Chris.
Rombongan delegasi secara langsung meninjau pendekatan-pendekatan kreatif yang diterapkan UPT LP ABK dalam mendampingi tumbuh kembang anak-anak berkebutuhan khusus.
Dalam sesi diskusi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik menegaskan rencananya untuk menambah fasilitas serta menyuarakan pentingnya mitigasi dampak negatif penggunaan gawai pada perkembangan bahasa anak.
“Bahasa yang mereka serap dari gadget sering kali tidak sesuai dengan konteks keseharian,” ujar Alif, sembari menyoroti perlunya pendekatan yang lebih manusiawi dalam pendidikan anak, Rabu (30/4).
Dalam dunia yang kian terdigitalisasi, perhatian terhadap kualitas interaksi anak, khususnya yang berkebutuhan khusus, menjadi sorotan global. UPT LP ABK Gresik menjadi contoh konkret di tingkat lokal bagaimana inklusi dijalankan secara kolaboratif, kreatif, dan terukur.
Dani Tomlin pun tak menutupi kekagumannya. Ia menyampaikan apresiasi terhadap kinerja guru dan staf UPT LP ABK Gresik, bahkan menyampaikan ketertarikan Universitas Melbourne untuk mengirim mahasiswanya ke Gresik guna praktik lapangan dan riset.
Kerja sama ini membuka ruang pertukaran pengetahuan lintas negara, membangun jembatan antara teori dan praktik, serta memperkuat posisi Gresik sebagai wilayah yang serius membangun pendidikan inklusif.
Setelah diskusi, rombongan meninjau fasilitas UPT yang terdiri dari ruang terapi, asesmen, hingga program pembelajaran berbasis kebutuhan individu. Di balik rutinitas itu, menyala upaya tiada henti menjadikan setiap anak merasa diterima, didampingi, dan diberdayakan.
Pemkab Gresik akan terus melanjutkan pembenahan fasilitas, sementara Universitas Melbourne menjajaki pengiriman mahasiswa untuk memperdalam pengalaman lapangan. Di titik temu dua negara ini, inklusi tak sekadar wacana, ia tumbuh dalam praktik dan kerja nyata.(*)