KabarBaik.co – Pulau Bawean kini menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan bahan pokok. Setiap harinya, warga Sangkapura membutuhkan beras 16 ton, gula 12 ton, tepung 13 ton, kanji 9 ton, bawang merah 5,4 ton, bawang putih 4,2 ton, dan sekitar 1.000 rak telur. Namun, distribusi terhambat setelah kapal KMP Gili Iyang, tumpuan utama pengangkutan logistik, terbakar dan masih dalam tahap perbaikan.
Fakta ini mencuat dalam High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gresik yang digelar di Kantor Bupati Gresik, Rabu (10/9). Pertemuan dipimpin Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik, Achmad Washil Miftahul Rachman, dengan melibatkan Bank Indonesia Jawa Timur, Perum Bulog, Kodim 0817, KPPN Surabaya, dan TPID Gresik. Dua camat dari Bawean, Sangkapura dan Tambak, hadir secara daring menyampaikan kondisi terkini.
“Kami memahami kesulitan yang dirasakan masyarakat Bawean. Pemkab Gresik bersama seluruh pihak terkait berkomitmen memastikan ketersediaan bahan pokok dan menjaga harga tetap stabil,” tegas Sekda Washil, Rabu (10/9).
Camat Sangkapura, Umar Junid, menegaskan tingginya kebutuhan bahan pokok di wilayahnya, sementara Camat Tambak, Muhammad Nursyamsi, menambahkan stok beras di Tambak relatif aman karena musim panen. Namun, momentum perayaan Maulid Nabi membuat konsumsi melonjak dan stok lebih cepat menipis.
Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur menekankan pentingnya sinergi lintas sektor agar distribusi bahan pokok berjalan lancar. “Mengingat angka kebutuhan bahan pokok di Pulau Bawean sangat tinggi, diperlukan kontribusi berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyedia logistik, hingga pelaku usaha,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Kabupaten Gresik pada Agustus 2025 sebesar 1,80 persen, lebih rendah dibanding rata-rata Jawa Timur 2,17 persen. Namun, Pemkab Gresik menaruh perhatian khusus agar harga bahan pokok di kepulauan tetap setara dengan daratan.
Sebagai langkah darurat, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menyalurkan bantuan bahan pokok pada 5 September lalu. Pemkab Gresik juga menyiapkan Pasar Murah melalui Diskoperindag dengan menggandeng penyedia bahan pokok. Skema ini diharapkan menekan ongkos distribusi agar harga di Bawean tidak melonjak.
TPID Gresik menegaskan langkah ini menjadi bagian dari strategi menjaga inflasi tetap terkendali, khususnya di wilayah kepulauan yang rentan terhadap gangguan distribusi. Monitoring harga dan pasokan akan terus dilakukan hingga kondisi kembali normal.(*)






